Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa PDI-P Baru Hentikan Pembahasan Raperda Reklamasi Sekarang?

Kompas.com - 05/04/2016, 06:51 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mundurnya mantan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin dari jabatannya dikarenakan berkaitan dengan dua raperda yaitu raperda tentang Rencana Zonasi dan Tata Ruang Wilayah Pesisir, Pantai Utara, dan Pulau-pulau Kecil.

Sebelumnya Boy mengaku ada permasalahan di internal DPD yang membuat dia akhirnya memilih mundur dari jabatannya sekarang. Ada perbedaan pendapat antara dia dan anggota DPD yang lain, khususnya dengan anggota DPD yang juga anggota Fraksi PDI-P di DPRD DKI Jakarta.

Sebagai Ketua DPD yang tidak masuk menjadi anggota legislatif, Boy mengaku sering mengontrol Fraksi PDI-P yang sejatinya adalah anggota DPD juga. Sebagai contoh adalah isu reklamasi.

"Saya selalu berpikir bagaimana nasib nelayan kalau reklamasi ini ada. Coba saja tanya nelayan hasil melautnya berapa, bagaimana kalau reklamasi jadi dilakukan? Saya sejak dulu menolak reklamasi," ujar Boy di kediamannya yang juga rumah mantan Gubernur DKI Ali Sadikin di Jalan Borobudur, Menteng, beberapa waktu lalu.

Pria yang merupakan putra mantan Gubernur DKI Ali Sadikin ini mengacu kepada sikap Fraksi PDI-P DPRD DKI terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Zonasi dan Tata Ruang Wilayah Pesisir, Pantai Utara, dan Pulau-pulau Kecil. Menurut Boy, Fraksi PDI-P tidak mematuhi ucapannya untuk menolak raperda itu dan terus melanjutkan pembahasan.

"Saya sudah bilang, 'Kalian balik dong ke asal kalian, PDI-P itu bukan seperti ini, partai kita memperhatikan rakyat kecil,'" ujar Boy. (Baca: Ini Alasan Boy Sadikin Mundur dari Jabatan Ketua PDI-P DKI Jakarta)

Kini, Boy Sadikin sudah resmi tidak lagi menjabat sebagai ketua DPD. Dia digantikan sementara oleh Bambang DH yang menjabat sebagai Pelaksana tugas. Atas penangkapan Sanusi terkait dua raperda tersebut, Bambang DH pun mengeluarkan instruksi ke fraksi untuk menghentikan pembahasan raperda ini.

Kemarin, instruksi tersebut sudah diumumkan. Fraksi PDI-P pun sepakat untuk menghentikan pembahasan raperda ini. Pertanyaannya kenapa baru sekarang?

Ketika ditanya, Sekretaris DPD PDI-P DKI Prasetio Edi Marsudi mengatakan sebelumnya belum pernah keluar surat edaran resmi dari Boy untuk menghentikan pembahasan raperda. Surat instruksi dari Bambang DH merupakan surat pertama berkaitan dengan perintah DPD ke fraksi yang berkaitan dengan dua raperda tentang reklamasi.

"Saya rasa tidak ada instruksi untuk itu (di jaman Boy Sadikin). Surat seperti itu baru keluar sekarang tanggal 2 April," ujar Prasetio. (Baca: Respons Penangkapan Sanusi, PDI-P Instruksikan Fraksinya Berhenti Bahas Raperda Reklamasi)

Sementara itu, Sekretaris Fraksi PDI-P Gembong Warsono mengatakan sejak dulu hingga sekarang fraksinya tidak dalam kapasitas mendukung atau menolak reklamasi seperti yang dipermasalahkan Boy. Sebab, pembahasan raperda sampai saat ini masih berlangsung.

"Sikap fraksi itu nanti. Kalau sudah selesai dibahas di balegda kan kita akan lapor fraksi. Fraksi akan menyampaikan ke DPD partai," ujar Gembong. "Jadi jangan dikaitkan menolak atau mendukung. Ini kan ada urutannya. Nah ini kan belum sampai ke situ tahapannya, masih di pembahasan balegda," tambah dia.

Berbeda instruksi

Instruksi Boy untuk mendukung atau menolak dinilai berbeda dengan instruksi Bambang untuk langsung menghentikan pembahasan. Instruksi Bambang juga diperkuat dengan adanya surat edaran yang disebut Prasetio sebagai satu-satunya surat dari DPD ke fraksi terkait raperda ini.

Prasetio mengatakan instruksi dari partainya untuk menghentikan raperda terkait reklamasi bukan hanya untuk fraksinya saja. Sebagai Ketua DPRD DKI, Prasetio juga akan mengajak fraksi lain untuk menghentikannya.

"Kita akan menghentikan raperda ini. Kebetulan saya ketua DPRD, saya akan rapatkan dengan yang lain untuk juga sepakat menghentikan pembahasan raperda ini," ujar Prasetio.

Kompas TV Kongkalingkong Reklamasi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com