Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Luar Batang, Mercusuar Islam di Pantai Jakarta

Kompas.com - 16/05/2016, 16:00 WIB

Oleh Saiful Rijal Yunus/Windoro Adi

SEBANYAK 12 buah tiang berdiri di tengah-tengah Masjid Jami Keramat Luar Batang. Tiang-tiang bercat putih itu terdiri dari empat baris, dengan jejeran tiga tiang untuk setiap baris. Tiang-tiang itu tidak menyangga apa pun, hanya bilah-bilah kayu yang menghubungkan setiap tiang pada bagian atasnya. Begitulah menurut riwayat.

Ya, begitulah menurut riwayat ukuran surau yang pertama kali dibangun Al Mukarram Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus. Jumlah tiang juga penanda 12 imam," kata Husein Fikri Alaydrus (50). Husein Fikri adalah kerabat dekat Habib Husein, yang jika dirunut telah masuk dalam generasi kelima.

Kamis (12/5/2016) siang, cuaca terik di bagian utara Jakarta. Tiupan angin dari laut yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari masjid ini sesekali terasa.

Puluhan orang beribadah di dalam masjid. Lantunan ayat-ayat suci Al Quran mengalun. Bukan hanya dari dalam masjid, melainkan juga dari area makam yang berada di area masjid. Beberapa orang duduk di dekat makam, sementara beberapa lainnya berdiri. Mereka adalah para peziarah makam keramat Habib Husein. Ziarah seperti ini telah dilakukan semenjak ratusan tahun lalu.

Adolf Heuken, dalam buku Historical Sites of Jakarta (Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2003) menulis, Masjid Luar Batang merupakan tempat yang istimewa dan banyak didatangi peziarah. Sebab, di tempat itu ada makam ulama terkenal.

Ada dua makam di area masjid. Satu berukuran besar dan ditutup kain hijau. Itulah makam Habib Husein. Dan, satu makam lagi dengan ukuran penutup yang lebih kecil. Menurut riwayat, makam kedua ini adalah makam Haji Abdul Kadir.

Menurut kepercayaan pewaris makam, Haji Abdul Kadir adalah orang Tionghoa yang menjadi murid Habib.

Menurut Heuken, Habib Husein wafat pada tahun 1756. Hal yang sama diyakini warga dan pewaris. Husein Fikri menyebutkan, sang ulama meninggal tepat 17 Ramadhan 1169 Hijriah, atau 24 Juni 1756. Meski begitu, beberapa literatur lain menuturkan Habib Husein wafat dan dimakamkan pada 1798.

Para peziarah

Fikri menuturkan, peziarah yang datang ke tempat ini bukan hanya dari sejumlah wilayah di Indonesia. Setiap tahun sudah rutin peziarah dari Brunei, Malaysia, Singapura, hingga Yaman datang berziarah.

"Ada empat perayaan yang dilakukan setiap tahun, yaitu Maulid (Nabi Muhammad SAW), perayaan Haul Habib Husein, Khatam Ziarah, dan Khatam Taraweh. Maulid dan peringatan Haul Habib adalah dua kegiatan yang sangat ramai didatangi peziarah," tutur Fikri.

Dalam perayaan-perayaan tersebut, nasi kebuli selalu disajikan. Nasinya gurih, dimasak dengan kaldu daging kambing, dan dimasak bersama warga kampung sekitar.

"Salah satu peninggalan yang ada sejak puluhan tahun lalu dan masih ada sampai saat ini adalah kuali besar. Artinya dari dulu memang tradisi ini sudah ada," kata Husein Fikri.

Meski begitu, lanjutnya, hingga saat ini memang belum ada peninggalan atau bukti fisik yang bisa menjelaskan bahwa tradisi memasak nasi kebuli sudah berlangsung sejak sang habib masih hidup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com