Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pengaduan, BK DPRD Tak Usut Nama-nama yang Terseret Kasus Suap Reklamasi

Kompas.com - 26/07/2016, 19:18 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta sampai saat ini belum ada rencana untuk memanggil para anggotanya yang terseret dalam kasus suap proyek reklamasi.

Ketua BK DPRD DKI Nasrullah mengatakan, pihaknya tidak bisa memproses suatu kasus jika tidak ada pengaduan atau bukti kuat mengenai adanya pelanggaran etik yang dilakukan anggota Dewan.

"Kami akan membahas kalau ada bukti-bukti ataupun pengaduan yang meminta BK untuk mengusut," kata dia di Gedung DPRD DKI, Selasa (26/7/2016).

Dalam kasus suap reklamasi, tercatat ada beberapa anggota DPRD yang sudah beberapa kali diperiksa, baik dalam penyidikan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun dalam persidangan di Pengadilan Tipikor.

Nama-nama itu adalah mereka yang terungkap pernah mengadakan pertemuan di rumah bos PT Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan. Meski demikian, Nasrullah menyatakan adanya pertemuan para anggota Dewan dengan Aguan tidak bisa dijadikan alasan bahwa mereka sudah melanggar etika.

Apalagi, kata dia, belum ada fakta hukum yang menyatakan nama-nama itu terlibat suap.

"Orang datang berkunjung kan boleh-boleh saja. Tapi kan datangnya buat apa dulu. Kami kan tidak boleh suudzon (berprasangka buruk) juga. Kami kan belum tahu pertemuan itu berkaitan dengan masalah pembahasan khusus atau hanya sekdar silaturahmi," ujar Nasrullah.

Para anggota Dewan yang diketahui hadir dalam pertemuan di rumah Aguan adalah Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua sekaligus Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda) Mohamad Taufik, dua anggota Balegda Mohamad Sangaji dan Mohamad Sanusi (kini tersangka), dan Ketua Pansus Zonasi Selamat Nurdin.

"Pada prinsipnya kami memanggil atas dasar pengaduan. Pengaduan bisa datang dari internal Dewan, bisa dari eksternal," kata Nasrullah.

Kompas TV Ahok: Bersyukur Tuhan Tolong Saya dengan Kasus Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com