Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemasan Makanan "Bikini" Berlabel Halal Palsu

Kompas.com - 08/08/2016, 16:47 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lbel halal yang terdapat dalam kemasan makanan ringan Bihun Kekinian atau "Bikini" merupakan label palsu. Produsen makanan itu disebut memalsukan label halal tersebut.

"Label halalnya sendiri adalah label yang fiktif, label yang memberikan informasi yang akan menyesatkan atau memberikan informasi yang merusak nilai-nilai yang dibangun di masyarakat kita."

Hal itu dikatakan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, di Kantor BPOM, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016).

Oleh karena itu, kata Penny, selain melanggar unsur tidak adanya izin edar, produsen "Bikini" juga telah melakukan pemalsuan dalam bisnisnya tersebut.

"Ada label halal yang dipalsukan. Jadi, ada aspek pemalsuan juga," kata dia.

Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, Suratmono, mengungkapkan, logo halal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari label kemasan yang merupakan bagian dari pengawasan kewenangan BPOM.

BPOM bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menerbitkan izin pencantuman label halal dalam kemasan produk.

"Kami sudah ada MoU (Memorandum of Understanding atau nota kesepahaman) dengan MUI di mana pencantuman logo halal ini izin dari BPOM, tetapi yang memberikan sertifikat halal itu MUI," ucap Suratmono dalam kesempatan yang sama.

Suratmono menjelaskan, setelah produsen menerima sertifikat halal dari MUI, produsen tersebut tinggal melapor ke BPOM sehingga izin pencantuman label halal tersebut dapat dicantumkan dalam kemasan produk.

Beredarnya makanan "Bikini" membuat geger masyarakat. Keberadaan camilan itu menuai pro dan kontra lantaran bentuk kemasan yang berbau pornografi.

Pada bungkusnya, makanan ringan itu bergambar seorang wanita yang memakai bikini lengkap dengan tulisan "remas aku".

Kompas TV Terkesan Vulgar, Petugas Razia Mi Bikini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com