Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikiater Sebut Jessica Pernah Tabrak Panti Jompo dan Berulang Kali Berusaha Bunuh Diri

Kompas.com - 18/08/2016, 14:46 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Psikiater forensik, Natalia Widiasih Raharjanti, menyampaikan bahwa Jessica Kumala Wongso pernah berusaha bunuh diri pada 2015 di Australia. Hal itu diungkapkan Natalia saat menjadi saksi ahli dalam persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016). 

Natalia menuturkan, informasi mengenai Jessica yang pernah berusaha bunuh diri didapat dari kepolisian federal Australia (AFP). Ia menyebut Jessica mulai mengancam akan bunuh diri pada 28 Januari 2015. Ancaman itu disampaikan kepada mantan pacarnya, Patrick.

Keesokan harinya, 29 Januari 2015, Jessica lalu melalukan percobaan bunuh diri. Pada 22 Agustus 2015, Jessica kembali berusaha bunuh diri. Saat itu Jessica menabrakkan mobilnya ke panti jompo.

"Saya coba potret dari beberapa orang yang kenal dia, ada kemungkinan hal itu karena masalah dengan Patrick," kata Natalia, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Kemudian pada 26 Oktober 2015, Jessica kembali berusaha bunuh diri. Ia mencoba meracuni dirinya dengan asap panggangan barbeque.

Lalu pada 15 November 2015, usaha bunuh diri Jessica gagal. Saat itu sudah ditemukan pisau, skop, dan alarm asap yang dibungkus plastik.

Satu bulan kemudian, Jessica menelepon Patrick dan kembali mengancam akan bunuh diri. Pada 22 November 2015, Jessica juga kembali berusaha bunuh diri dan saat itu ditemukan alkohol serta catatan bunuh diri.

"Inti catatannya, Jessica merasa kehilangan Patrick yang berjanji membantunya. Kemudian tidak mendapatkan support dari keluarga," kata Natalia.

Pada 23 November, teman Jessica, Jordan mendatangi rumah sakit. Ia melihat Jessica berbeda, mudah emosi, dan sedih.

Dari rentetan usaha bunuh diri itu, Natalia memberikan kesimpulan bahwa Jessica mengalami banyak permasalahan yang berkaitan dengan hubungan asmaranya.

"Jarak waktu berulang kali usaha bunuh diri lebih pendek, pertama Januari ke Oktober, sekarang Oktober ke November. Dari di tangan dan risiko minum alkohol dengan menabrakan orang lain," kata Natalia.

( Baca: Psikiater Forensik Sebut Jessica Tinggalkan Australia karena Banyak Masalah )

Jessica kini menjadi terdakwa dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin. Mirna meninggal setelah meminum kopi vietnam yang dipesan oleh Jessica, di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Rabu (6/1/2016).

Jaksa penuntut umum lalu memberikan dakwaan tunggal terhadap Jessica yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

Kompas TV Sidang Jessica, Hakim Tolak 2 Saksi dari Jaksa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com