Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Sebut Video Kader PDI-P Nyanyikan "Ahok Pasti Tumbang" Sesuatu yang Biasa

Kompas.com - 18/08/2016, 18:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD PDI-P bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan adanya kader PDI-P bernyanyi "Ahok Pasti Tumbang" seperti terlihat dalam video yang beredar di media sosial merupakan sesuatu hal yang biasa.

Menurut Djarot, dinamika semacam itu wajar saja terjadi sebelum adanya keputusan resmi dari partai.

"Itu biasa. Sebelum keluar rekomendasi tertulis biasanya ada perbedaan pendapat. Itu dinamika terjadi," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (18/8/2016).

Namun, Djarot yakin semua kader PDI-P loyal terhadap keputusan partai. Ketika sudah ada rekomendasi tertulis tentang siapa yang diusung menjadi cagub dan cawagub, Djarot yakin seluruh kader akan mendukung.

"Begitu ada perintah dari ketua umum, dari dpp partai, pasti mereka setuju," kata Djarot.

Menurut Djarot, loyalitas kader PDI-P sudah teruji. Perbedaan pendapat menjelang pemilihan kepala daerah  sudah biasa terjadi. Djarot percaya seluruh kader akan berjuang memenangkan siapapun yang diusung partai jika sudah ada keputusan.

Dia mengatakan, perbedaan pendapat di internal PDI-P bukan berarti bentuk perpecahan.

"PDI-P sudah sangat teruji untuk mengikuti prosedur seperti itu," kata Djarot.

Sebuah video berdurasi 32 detik yang memperlihatkan sejumlah kader PDI-P menyanyikan yel-yel penolakan terhadap Ahok beredar di media sosial. Ada beberapa kader PDI-P yang terlihat dalam video tersebut, antara lain anggota DPRD DKI Jakarta Merry Hotma, Sekretaris DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dari PDI-P DKI Jakarta Gembong Warsono.

Yel-yel tersebut dinyanyikan dua kali. Terdengar liriknya menginginkan Ahok kalah dalam pilkada.

"Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok pasti tumbang. Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok tunggang langgang," demikian lirik yel-yel tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com