Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Gua "Penjarain" yang Punya Pabrik Baut dan Bihun kalau Benar Pernah Ada di Kalijodo!

Kompas.com - 26/08/2016, 14:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak percaya ada pabrik bihun dan besi baut yang pernah berdiri di kawasan Kalijodo.

Terlebih lagi, menurut dia, Kalijodo merupakan kawasan hijau yang tidak boleh dibangun pabrik.

"Ya, mana ada ratusan tahun pabrik bihun dan pabrik baut di situ? Terus apa lagi, kalau pabrik baut bikin di jalur hijau, boleh enggak?" ujar pria yang dikenal dengan nama Ahok itu di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (26/8/2016).

(Baca juga: Ketika Ahok Bikin Perwakilan PBB yang Protes Penertiban Terdiam)

Ahok menanggapi kritik Komnas HAM mengenai penertiban Kalijodo. Komnas HAM menyebut penertiban di Kalijodo menyebabkan hilangnya pabrik bihun dan besi baut di sana.

Penggusuran pabrik yang berdiri ratusan tahun tersebut membuat banyak orang kehilangan mata pencarian.

Sementara itu, Ahok mengatakan bahwa Komnas HAM seharusnya berterima kasih karena ia tidak memenjarakan pemilik pabrik.

Kini, Ahok balik mengancam akan melaporkan pemilik pabrik tersebut jika benar pernah ada pabrik itu di Kalijodo.

Sebab, itu artinya pabrik tersebut berdiri tanpa ada izin mendirikan bangunan (IMB).

"Gue penjarain yang punya pabrik baut dan bihun, lu tulis itu! Biar dia terkencing-kencing gara-gara Komnas HAM mau belain dia (tapi), gue mau penjarain dia," ujar Ahok.

Ahok sendiri merasa kesal dengan Komnas HAM yang mengeluarkan catatan negatif mengenai kondisi warga terdampak penertiban Kalijodo.

(Baca juga: Ahok: Komnas HAM Tidak Usah Cari-cari Ribut sama Saya Lagi!)

Berdasarkan catatan Komnas HAM, hanya ada 200 kepala keluarga Kalijodo yang ditampung di Rusun Marunda.

Ada 14 KK yang memilih keluar dari rusun karena tidak mampu membayar uang sewa sebesar Rp 300.000 per bulan.

Selain itu, Komnas HAM mencatat ada 135 anak yang telah kehilangan hak menempuh pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com