Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Richard Henokh Bikin Perusahaan IT dan Bangun Indonesia

Kompas.com - 30/08/2016, 12:59 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sulit bagi Richard Henokh Kurniawan menyebutkan mimpinya. Lulusan tercepat dari program S1 reguler Universitas Indonesia (UI) pada periode wisuda semester genap 2016 itu bermimpi ingin membangun Indonesia. Ia menyelesaikan program S1-nya hanya dalam 3 tahun dan IPK tercatat 3,83.

(Lihat: Richard H Kurniawan Lulus S1 Dalam Waktu 3 Tahun dari UI dengan Predikat "Cum Laude")

Mimpinya itu mulai dipupuk sejak ia masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah.

Kini, setelah lulus dari Fakultas Ilmu Komputer UI, Richard akan langsung melanjutkan studi di Renmin University of China. Ia mengaku ingin menjadi seorang IT profesional dan membangun negeri ini.

Berbekal ilmu informasi dan teknologi (IT) dari Indonesia, Richard terbang ke China untuk belajar tentang bisnis dan meraih gelar Master of Business Administratiton (MBA).

Di sana, ia akan mempelajari kombinasi antara IT dan bisnis. Dari penulusuran Richard, banyak bisnis perusahaan besar di China berkembang karena sistem IT yang bagus, terutama soal situs.

Oleh karena itu, ia berencana untuk menyerap ilmu saat kuliah dan mencari pengalaman usai menyelesaikan studi. Ia berencana untuk bekerja selama kurang lebih empat tahun di sana.

Ia berniat bekerja di perusahaan kenamaan seperti Alibaba atau JingDong. Setelah dirasa cukup pengalaman di negeri orang, ia akan kembali di Indonesia. Di sini, ia akan membuat perusahaan IT dan mempekerjakan masyarakat Indonesia.

"Saya di Taruna Nusantara diajarin, bagaimana pun harus mengabdi pada negara," kata Richard kepada Kompas.com saat berbincang di Universitas Indonesia, Senin kemarin.

Bangun usaha sendiri

Kemandirian sudah ditanamkan oleh kedua orangtuanya sejak dia kecil. Apalagi setelah ia sekolah SMA di Taruna Nusantara, wajib baginya untuk bersikap mandiri.

Richard bercerita, pengalaman paling baru soal kemandirian adalah saat ia hendak pergi ke Renmin University of China pada awal Agustus ini. Richard mengungkapkan, ia hanya diantar sampai ke pintu rumah oleh kedua orangtuanya.

"Setelah itu ke aiport naik taksi sendiri. Menurut saya gak perlu diantar sampai airport juga," kata Richard.

Tiba di bandara di China pun serupa. Ia hanya mengandalkan pesan singkat dari salah seorang temannya sebagai penunjuk jalan dari bandara menuju apartemen.

"Saya sampai tanya supir taksi, lihatin tulisan dari teman saya," kata Richard.

Meskipun orangtua Richard berkecukupan, ia tak dididik dengan manja. Kata Richard, ayahnya meminta agar Richard memiliki perusahaan sendiri kelak.

"Papa maunya saya punya perusahaan sendiri," kata putra pemilik PT Rivela International dan PT Indoexim International itu.

Richard bahkan diberi pesan khusus oleh sang ayah, Basuki, yaitu agar Richard tak lagi tidur di rumah orang tuanya sepulang menimba ilmu dan pengalaman di China.

"Papa bilang, 'Kalau kamu mau nanya bisnis, oke. Tapi planning dan bisnis jalanin sendiri'. Jadi harus saya sendiri. Harus buat perusahaan IT sendirilah," kata Richard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com