Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pembunuhan di Depok Terinspirasi Dimas Kanjeng dan Jessica

Kompas.com - 06/10/2016, 15:35 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi telah menahan tersangka kasus pembunuhan di Depok, Anton Herdianto (32) dan rekannya R (35). Anton mengakui membunuh Shendy Eko Budianto (27) dan Ahmad Sanusi (20) dengan sianida karena terinspirasi kasus yang menjerat Jessica Kumulo Wongso.

Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho mengatakan, selain terinspirasi Jessica, Anton juga terinspirasi Dimas Kanjeng untuk menjerat dua korbannya sebelum dibunuh.

"Pelaku bikin padepokan yang diberi nama Satrio Aji Danurwenda. Padepokan itu dipromosikan lewat media sosial, jual benda-benda keramat," kata Teguh saat ditemui di Mapolresta Depok, Kamis (6/10/2016).

Mengaku memiliki kesaktian bisa menggadakan dan menarik emas, Anton hanya bekerja menipu korban-korbannya selama setahun terakhir. Kepada Shendy dan Sanusi, Anton mengajak melakukan serangkaian ritual gaib untuk menarik emas batangan.

Salah satu ritual yang kerap dia tunjukkan adalah mengeluarkan asap dari telapak tangan yang digosok-gosokan. Trik ini sebenarnya berasal dari cairan yang biasa digunakan pesulap.

"Padahal, itu dia beli di toko sulap di Jatinegara. Biasa dipakai pesulap dengan cara ditetesi di telapak tangan saja," ujarnya.

Kesaktian palsu Anton membutakan Shendy dan Sanusi. Ingin cepat kaya, Shendy yang merupakan sopir taksi online dan rekannya Sanusi yang merupakan seorang kontraktor pun tunduk kepada Anton yang baru dikenalnya selama tiga bulan terakhir.

Anton yang ternyata tidak memiliki kesaktian apa pun mengaku membunuh keduanya untuk mengambil mobil Avanza milik Sanusi yang biasa dioperasikan Shendy.

Dari rumah Anton, polisi menemukan keris, jimat, emas batangan palsu, keris semar mesem, kulit harimau, mani gajah, dan banyak barang klenik lainnya.

Anton kini mendekam di tahanan Polresta Depok dan dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana. Ia terancam hukuman penjara seumur hidup.

Kompas TV Pelaku Pembunuhan di Depok Terinspirasi Kasus Jessica
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com