JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga DKI Jakarta tengah mengebut pengerjaan jalan layang non-tol Ciledug-Tendean agar siap beroperasi pada Desember 2016 sesuai target.
Penyelesaian pembangunan kini terganjal pembebasan lahan.
Lurah Petukangan Utara, Fahrul Hertanto, mengatakan pihaknya kini tengah mengumpulkan berkas dari 34 bidang tanah. Namun separuhnya bermasalah sehingga tak bisa langsung dibebaskan.
"Kalau yang di Petukangan Utara, masalahnya masuk ke tanggungan. Sertifikatnya ada yang masih agunan, ada yang sengketa, dan ada tanah warisan yang harus datang semua ahli warisnya," kata Fahrul saat dihubungi, Rabu (19/10/2016).
Fahrul memastikan, semua pemilik bidang sudah bersedia lahannya dibebaskan. Bahkan 15 di antaranya sudah menandatangani pelepasan hak setelah berkasnya selesai diproses.
Pembebasan lahan syaratnya tak mudah. Para pemilik lahan harus menyertakan surat tidak sengketa hingga rekening Bank DKI untuk penerimaan uang.
Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo, mengatakan jika pembebasan lahan tak ada kendala, harusnya 15 Desember 2016 jalan layang itu siap beroperasi.
Jalan sepanjang 10,3 kilometer itu dibagi ke delapan paket yang dikerjakan kontraktor yang berbeda. Paket Taman Puring dan Paket Tendean sudah rampung pengerjaan struktur utamanya.
Paket Adam Malik di Petukangan Utara atau paket terujung yang berbatasan dengan wilayah Ciledug, Kota Tangerang, dikerjakan oleh PT Waskita. Paket ini membutuhkan pembebasan lahan karena adanya ramp untuk naik turun bus.
"Kami tentunya harus melihat 6 paket yang tersisa, ini masing-masing punya karakteristik berbeda-beda. Tentunya yang paling sulit pembebasan lahan di koridor barat, Ciledug," kata Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.