Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Harap Pengembang Bangun Eskalator atau Lift di Halte "Busway" Sepanjang Jalan Layang Ciledug-Tendean

Kompas.com - 18/10/2016, 18:27 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal berharap, ada eskalator atau lift yang dibangun pengembang di halte transjakarta yang ada di sepanjang jalan layang non-tol Ciledug-Tendean.

"Kami lagi berusaha dengan semacam properti dan pengembang yang bisa membiayai eskalator, yang ada di tempat mereka dan bisa mereka rawat sendiri," kata Yusmada di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2016).

(Baca juga: Jalan Layang Ciledug-Tendean Sudah Jadi 88 Persen, Siap Beroperasi Akhir Tahun)

Eskalator atau lift ini diperlukan mengingat tingginya jalan layang tersebut sehingga dinilai melelahkan bagi penumpang yang ingin menaiki transjakarta dari halte di sepanjang jalan layang itu.

Jalur busway layang Ciledug-Tendean membentang sepanjang 10,5 kilometer dengan 12 halte.

Ketinggian jalur ini mencapai 15 hingga 20 meter di sejumlah titik. Pilar beton di Trunojoyo dan Kebayoran Lama menjadi titik yang tertinggi.

Begitu pula di Pesanggrahan yang melewati atas jalan tol lingkar luar W2 atau Exit Ciledug, dan Cipulir yang melayang di atas Skywalk Cipulir.

Pembangunan halte transjakarta di jalan layang non-tol ini hampir rampung di sejumlah titik, salah satunya di Mayestik dan Seskoal.

Tak kurang dari tiga tingkat tangga besi harus dilalui untuk sampai ke jalan layang.

Yusmada mengatakan, desain yang disepakati bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat proyek ini dimulai dua tahun lalu, hanya akan menggunakan tangga trap.

(Baca juga: Pemprov DKI Pertimbangkan Kendaraan Pribadi Boleh Lewati Jalan Layang Transjakarta Rute Tendean-Ciledug )

Kini, pemprov berharap jalan layang bisa diakses penyandang disabilitas dengan lift maupun eskalator yang dilengkapi dengan ramp khusus.

"Yang paling penting, kami enggak akan menyusahkan warga. Membuat barang itu tidak bisa grasa-grusu, harus dimatangkan tanahnya, belum lagi pikirkan perawatannya seperti apa," ujar Yusmada.

Terkait integrasi dengan mass rapid transit (MRT) di persimpangan CSW, Kebayoran Baru, PT MRT Jakarta yang akan membangun halte di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com