Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enggak Ada Bukti Kok Dihukum 20 Tahun Penjara?"

Kompas.com - 27/10/2016, 18:39 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang yang mengaku sebagai simpatisan Jessica Kumala Wongso tidak terima akan putusan majelis hakim yang menjatuhkan vonis 20 tahun penjara kepada Jessica.

"Apaan itu, enggak ada bukti kok dihukum 20 tahun?" kata seorang ibu bernama Reni kepada Kompas.com, usai sidang pembacaan putusan bagi Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016) petang.

(Baca juga: Suami Mirna Akui Sulit Memaafkan Jessica)

Reni mengaku mengikuti jalannya sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin ini sejak Agustus 2016. Dalam kasus ini, Jessica ditetapkan sebagai terdakwa.

Berdasarkan pengamatannya selama mengikuti sidang kasus ini, Reni menilai tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Jessica meracuni Mirna dengan sianida.

Pendukung Jessica yang lain, Alfred, menganggap putusan majelis hakim tadi bukanlah penentuan nasib bagi Jessica.

Bagi dia, Jessica masih memiliki hak hukum untuk banding atas putusan tersebut.

"Vonis hakim enggak masuk akal dan sepihak. Perjalanan Jessica enggak berhenti di sini, masih panjang," tutur Alfred.

(Baca juga: Keluarga Mirna Dikawal Polisi Saat Akan Meninggalkan PN Jakpus)

Jessica dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh majelis hakim.

Majelis hakim menilai, Jessica terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap Mirna, seperti yang diatur dalam Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Kompas TV Ayah Mirna: Terbukti Jessica Membunuh Mirna
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Rute Transjakarta 11W Stasiun Klender-Pulo Gadung

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com