Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampan yang Bertahan di Tengah Deras Kemajuan Transportasi...

Kompas.com - 23/11/2016, 19:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Bambang (44) baru saja mengantarkan penumpang dari Karawaci ke daerah Pasar Lama, Tangerang. Ia merapatkan perahu kecil atau biasa disebut sampan ke dermaga kecil Toapekong Kali. Bambang berprofesi sebagai 'nahkoda' sampan di Kali Cisadane, Kota Tangerang.

Ia mengantar penumpang dari kawasan Karawaci menuju Pasar Lama. Profesi ini sudah digeluti sejak tahun 1980-an.

"Sejak kecil saya memang sudah ikut antar penumpang dengan perahu sampan ini," kata Bambang saat berbincang dengan Kompas.com di atas sampannya, Tangerang, Rabu (23/11/2016).

Bambang bercerita transportasi sampan di Kali Cisadane sudah ada sejak tahun 1960-an. Transportasi ini menjadi primadona di masanya. Warga memilih menggunakan sampan karena lebih dekat dari kawasan Karawaci ke Pasar Lama.

"Kalau di darat harus berputar jauh dan cukup lama," kata dia.

Saat di masa jayanya, para warga pun naik sampan dari Karawaci hingga daerah Serpong. Jarak itu cukup jauh dan harus melawan arus derasnya Sungai Cisadane. Sayangnya, perkembangan transportasi darat berdampak besar pada keberadaan transportasi air ini.

Lambat laun, sampan tersisihkan dari pilihan warga. Bambang pun juga mencari cadangan mata pencaharian.

"Sebagai sampingan saya juga jadi tukang cukur atau bantu bangun rumah kalau diminta," kata bapak dari satu anak ini.

Bambang menuturkan, anaknya kini duduk di bangku kelas satu SD. Ia pun harus banting tulang agar dapur tetap ngebul dan anaknya bisa meraih cita-cita. Penghasilan Bambang dalam sehari pun tak seberapa. Satu kali mengantar penumpang dihargai Rp 2.000.

"Rp 20.000 sehari sekarang sudah besar dan berarti banget buat saya dan keluarga," kata Bambang.

Menurut dia, nasibnya masih beruntung dibanding teman seprofesinya. Perahu yang dia gunakan adalah miliknya. Sementara tak sedikit temannya menyewa dan harus setor kepada pemilik. Perahu Bambang didapat setelah ia rajin mengumpulkan uang dari mengantar orang menyebrang dan usaha lainnya.

"Alhamdulillah ini perahu harga Rp 1,5 juta milik sendiri dari jerih payah," sambung dia.

Di masa sepi penumpang kini, Bambang tak memilliki harapan besar.

Menurut dia, bila Pemerintah Kota Tangerang ingin membangun wisata air di Kali Cisadane, maka ia bisa diikutsertakan. Salah satunya dengan memberikan modal atau transportasi lebih besar sehingga bisa menambah pemasukan.

Kompas TV Unik, Ada Wisata Kuliner di Atas Perahu Pinisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com