Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Ahok-Djarot agar Tak Kehilangan Suara pada Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 11/12/2016, 11:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, menginginkan agar semua pendukungnya menggunakan hak pilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Terlebih, pasangan Ahok-Djarot bertekad memenangi kontestasi Pilkada DKI 2017 dalam satu putaran.

Salah satu cara yang digunakan untuk menjaring pemilih adalah dengan mendata pendukung yang belum terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Adapun Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta sudah menetapkan DPT warga DKI pada Pilkada DKI 2017 sejumlah 7.108.589.

(Baca juga: Ahok: "Gala Dinner", Cukong Saya Rakyat Jakarta yang Mendukung)

Pada Kamis (8/12/2016) lalu, anggota tim pemenangan Ahok-Djarot yang juga mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, I Gusti Putu Artha, mengabsen warga maupun pendukung yang berada di Rumah Lembang.

Dia meminta para pendukung untuk memasukkan nama dan nomor induk kependudukan (NIK) pada situs www.kpujakarta.go.id.

Rupanya, setelah pendukung memasukan nama dan NIK, tak sedikit pendukung yang belum terdaftar sebagai DPT.

Padahal, rumah mereka sudah ditempeli stiker yang menandakan bahwa mereka terdaftar sebagai pemilih.

Putu kemudian menyebarkan nomor telepon selulernya kepada para pendukung Ahok-Djarot yang berada di Rumah Lembang.

Ia meminta para pendukung untuk melaporkan berbagai permasalahannya terkait DPT melalui nomor telepon yang disebar tersebut.

Putu menyampaikan, warga yang tidak terdaftar dalam DPT tetap dapat menggunakan hak pilihnya, asalkan memiliki KTP domisili DKI Jakarta.

"Pokoknya kalau Bapak Ibu punya e-KTP, Bapak Ibu tetap bisa memilih di TPS setelah pukul 12.00 siang," kata Putu.

Ahok ancam menggugat

Sementara itu, Ahok menyatakan bahwa ia akan menggugat oknum-oknum yang menghilangkan data pemilih tersebut.

Ahok mengaku telah berpengalaman mengikuti permasalahan semacam ini sejak Pilkada Babel 2007.

Halaman:


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com