Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Nilai Penetapan Tersangka Buni Yani Prematur

Kompas.com - 13/12/2016, 13:16 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik dan penghasutan terkait SARA Buni Yani, Aldwin Rahadian, menyebut penetapan tersangka kliennya tidak sah secara hukum.

Dasar pendapat itu adalah karena Basuki Tjahaja Purnama selaku orang di dalam video yang diunggah Buni, belum terbukti menodai agama.

"Penetapan tersangka (Buni) prematur dan tidak sah, karena selain caption akun Facebook-nya yang tidak mengandung faktor tindak pidana, juga karena Bapak Basuki Tjahaja Purnama, yang jadi sumber perkara pemohon (praperadilan), belum diputus dengan kekuatan hukum tetap," kata Aldwin di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat sidang perdana permohonan praperadilan penetapan tersangka Buni, Selasa (13/12/2016).

Buni diketahui mengunggah ulang video pidato Basuki di Kepulauan Seribu dari akun Facebook Media NKRI. Aldwin menjelaskan, latar belakang Buni melakukan hal tersebut karena dia merasa ragu dengan isi video tersebut dan ingin mengajak netizen untuk mendiskusikan hal itu.

Aldwin juga mengungkapkan, caption Buni dalam unggahannya itu memang tidak menggunakan kata "pakai" dalam kalimat Basuki yang berbunyi, "dibohongi pakai Surat Al Maidah", karena Buni tidak menulis transkrip video. Buni hanya menuliskan intisari yang bercampur dengan opini pribadinya terhadap isi video tersebut. (Baca: Buni Yani: Mudah-mudahan Ahok Dapatkan Keadilan, Saya Juga)

"Maka dari itu, apa yang dilakukan pemohon tidak bisa dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan video Bapak Basuki. Apa yang dilakukan pemohon juga merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang dilindungi oleh undang-undang dan konstitusi negara ini," tutur Aldwin.

Kompas TV Buni Yani Ajukan Gugatan Praperadilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com