Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kritik Cara Penyampaian Anies Dapat Membentuk Opini Publik yang Buruk

Kompas.com - 16/12/2016, 06:59 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai data yang diungkapkan calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan 3, Anies Baswedan terkait angka pengangguran di Jakarta dapat membangun opini publik yang buruk.

"Datanya enggak salah cuma cara penyampaiannya yang membangun opini buruk," ujar Ahok seusai program Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta yang disiarkan Kompas TV dari Djakarta Theater, Kamis (14/12/2016) malam.

Ahok mengakui pada tahun 2016, angka pengangguran di Jakarta lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional. Menurut Ahok pada tahun 2016 angka pengangguran di Jakarta mencapai 5,7 persen sedangkan tingkat nasional hanya 5,5 persen.

Namun, menurut Ahok, Anies lupa menyampaikan mengenai angka pengangguran turun drastis pada awal dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2014 lalu.

"Tapi dia lupa menyampaikan nasional itu 2014 5,7 turun jadi 5,5 persen. Sedangkan kami DKI pengangguran waktu kami masuk itu masih tinggi 2014 8,4 atau 8,5 persen. Lalu kami turun jadi 5,7persen. Artinya scara progress kami turunkan jauh sekali dengan melakukan banyak subsidi-subsidi," ucap dia.

Ahok juga menanggapi kritik yang dilontarkan Anies soal pemerintahan dirinya yang hanya fokus pada pembangunan infrastruktur atau yang diistilahkan Anies sebagai pembangunan benda mati.

Menurut Ahok, saat dia baru mulai memerintah beberapa tahun lalu, indeks pembangunan manusia (IPM) DKI Jakarta masih di angka 77,5 persen. Namun, tahun lalu, ia menyebut IPM DKI Jakarta sudah mencapai 78,99 persen.

"Jadi IPM di Indonesia tertinggi siapa? DKI, kita hanya kurang 1,01 persen untuk mencapai batas terendah dari IPM dunia 80 persen. Negara maju 93,94 persen, kita kurang 1,01 persen sampai 80 persen," kata Ahok. (Baca: Anies Sebut Ahok Hanya Fokus Membangun Benda Mati)

Untuk itu, Ahok merasa perlu menklarifikasi data yang diungkapkan oleh Anies. Hal ini agar publik tidak salah mengartikan data yang diungkapkan oleh Anies.

"Makanya saya bilang cara penyampaian seperti itu ,ya nanti orang di TV salah mikir 'ini canggih kan penyampaiannya, dosen kan ngomongnya juga enak'. Mau enggak mau sebagai mahasiswanya saya mesti ngebantah. Pak dosen datanya bukan begitu bacanya, kasih progress-nya," ujarnya.

Sebelumnya, dalam acara yang sama, Anies menilai pemerintahan Ahok terlalu fokus pada infrastruktur, tetapi mengesampingkan pembangunan manusia. Ia pun mengkritik Ahok yang disebutnya baru membicarakan aspek pembangunan manusia belakangan ini. Anies menyatakan bahwa dirinya akan dari awal fokus pada pembangunan manusia.

Kompas TV Adu Gagasan Kandidat Pemimpin Jakarta di Program Rosi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com