CIANJUR, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menyambangi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (23/3/2017) kemarin.
Kedatangannya ke wilayah yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Jakarta itu bertujuan mengunjungi sejumlah lembaga pendidikan di sana, salah satunya Cugenang Gifted School.
Adapun Cugenang Gifted School berlokasi di salah satu kawasan di pelosok Kabupaten Cianjur, tepatnya di Kampung Angkrong, Kecamatan Cugenang.
Akses menuju ke sana bisa dibilang dalam kondisi yang rusak parah. Sebagian besar aspal jalan sudah mengelupas.
Sandi bahkan sempat harus turun dari mobil dan berjalan kaki dengan lebih kurang 1 kilometer untuk sampai di sekolah yang didirikan oleh salah satu anggota tim hukumnya, Rik Rik Riana itu.
Saat kunjungan, Rik Rik ikut menemani Sandi berjalan kaki untuk mencapai sekolahnya.
Setelah berjalan kaki selama sekitar 15 menit, mereka akhirnya sampai di Cugenang Gifted School.
(Baca juga: Di Cianjur, Sandiaga Sebut Jadi Gubernur di Jabar Lebih Sulit dari DKI)
Pihak sekolah langsung menyambut kedatangan mereka. Cugenang Gifted School adalah sekolah gratis untuk anak-anak gifted, yakni anak-anak yang bisa dibilang jenius karena memiliki IQ di atas 130.
Saat Sandi datang, Rik Rik sempat menjelaskan latar belakangnya mendirikan sekolah tersebut.
Menurut Rik Rik, anak-anak gifted sering kali terpinggirkan saat mereka harus bersekolah menyatu dengan anak-anak normal pada umumnya.
Sebab, anak-anak gifted sering dianggap nakal, bahkan tak jarang dianggap bodoh karena ketidaktahuan masyarakat terhadap keunikan yang mereka miliki.
Menurut Rik Rik, anak-anak gifted tidak seharusnya terpinggirkan. Sebab, jika kondisi itu terjadi, mereka bisa dimanfaatkan oleh orang-orang jahat demi kepentingannya.
Ia kemudian mencontohkan para pelaku terorisme. Menurut Rik Rik, sebagian besar nama-nama pelaku yang tercatat dalam sejarah kelam kejahatan terorisme di Indonesia adalah mereka yang merupakan anak gifted.
"Seperti pengantin (pelaku bom bunuh diri) di Ritz Carlton. Itu kan anak yang umurnya masih sangat tanggung. Kalau anak kebanyakan itu mereka yang masih suka nongkrong-nongkrong di pinggir jalan. Kenapa kemudian bisa mengecoh aparat, karena dia punya kreativitas luar biasa," tutur Rik Rik.
Hal lain yang dicontohkan Rik Rik adalah pasukan khusus yang pernah dibentuk diktator Rumania, Nicolae Ceausescu.