Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patungan "Kampanye Rakyat" Ditutup, Ahok-Djarot Kumpulkan Rp 27,1 Miliar

Kompas.com - 06/04/2017, 18:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program patungan kampanye rakyat pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, ditutup pada Kamis (6/4/2017) ini.

Adapun pengumpulan dana kampanye ini dilakukan sejak 7 Maret 2017. Dari program patungan ini, Ahok-Djarot mengumpulkan dana lebih kurang Rp 27,1 miliar. 

Wakil Bendahara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Joice Triatman, menyampaikan, dana yang dikumpulkan itu melebihi target sebelumnya, yakni Rp 25 miliar.

"Sesuai aturan KPU (Komisi Pemilihan Umum) DKI, paslon hanya boleh mengumpulkan dana kampanye Rp 34,56 miliar. Kami tidak ingin melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh KPU DKI, maka kami sepakati untuk menutup (sumbangan)," kata Joice, dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2017).

(Baca juga: Sandiaga Tanggung Semua Dana Kampanye Dia dan Anies pada Putaran Kedua)

Adapun dana kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 itu berasal dari 3.613 donatur. 

Joice menyampaikan, sebanyak 2.736 donatur menyumbangkan dana melalui situs web www.ahokdjarot.id dengan total penerimaan sebanyak Rp 2,8 miliar.

Selain itu, dari setoran tunai melalui cabang BCA di seluruh Indonesia sebesar Rp 24,1 miliar.

"Dari patungan yang masuk, mayoritas individu menyumbang rata-rata Rp 100.000," kata Joice.

Menurut Joice, baru sekitar 60 persen donatur yang mengembalikan surat pernyataan penyumbang KPU DKI bertandatangan basah yang dilengkapi nomor KTP dan NPWP.

(Baca juga: Yang Ingin Sumbang Dana Kampanye buat Ahok-Djarot agar Taati Prosedur)

Ia juga menyampaikan, masih ada 1.437 formulir yang belum dikembalikan.

"Kami mengimbau agar masyarakat segera mengembalikan formulir sebelum periode kampanye berakhir pada 12 April. Formulir dapat dikirimkan ke posko Basuki-Djarot di Jalan Proklamasi Nomor 53," kata Joice.

Kompas TV KPU DKI Jakarta akan mengaudit laporan dana kampanye yang telah disampaikan tiga pasangan cagub. Laporan penggunaan dana kampanye telah diterima KPU pada hari Minggu (12/2) kemarin. Audit dilakukan untuk memastikan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye tidak melanggar aturan. Dari laporan yang disampaikan ketiga pasangan cagub DKI Jakarta ke KPU, penggunaan dana kampanye pasangan Agus-Sylvi paling besar. Penerimaan dana kampanye Agus-Sylvi dengan pemasukan 68,96 miliar rupiah dan pengeluaran 68,95 miliar rupiah. Sedangkan, penerimaan dana kampanye Ahok-Djarot sebesar 60,1 miliar rupiah dan pengeluaran 53,6 miliar rupiah. Sedangkan, penerimaan dana Anies-Sandi sebesar 65,2 miliar rupiah dengan pengeluaran 64,7 miliar rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com