Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buka Pusat Krisis untuk Jangkau Korban Kekerasan Seksual

Kompas.com - 05/05/2017, 18:46 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Kepolisian Resor Tangerang Selatan membuka posko pusat krisis (crisis centre) bagi korban kekerasan seksual di Kelurahan Pagedangan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Sebelumnya, polisi menangkap seorang pelaku kekerasan seksual, K (59), di lingkungan tersebut.

Hingga kini, 13 anak menjadi korban. Kejahatan ini dilakukan K sejak Desember 2014.

Kepala Polres Tangsel Ajun Komisaris Besar Fadli Widiyanto, Kamis (4/5/2017), mengatakan, ke-13 perempuan yang menjadi korban tersebut berusia 3-10 tahun. Mereka merupakan teman-teman dari cucu pelaku. Satu korban berusia 8 tahun disetubuhi pelaku, sedangkan 12 anak lainnya dicabuli.

Fadli mengatakan, jumlah korban masih mungkin bertambah sebab ada korban yang belum melapor. Karena itulah, polisi membuka pusat krisis untuk menjangkau korban yang masih malu atau takut menceritakan kejadian yang dialaminya.

"Kasus ini terungkap pada April lalu ketika salah satu anak menceritakan apa yang dialaminya kepada orangtuanya. Orangtuanya kemudian melapor kepada kami. Setelah ditindaklanjuti, ternyata ditemukan korban yang lebih banyak," kata Fadli.

Ia mengatakan, pelaku mengajak anak-anak itu menonton film horor di kediamannya. Saat anak-anak itu ketakutan, pelaku kemudian memeluk mereka seolah-olah melindungi. Namun, ia kemudian melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak.

Modus lain, K menggendong atau memeluk korban sambil meraba-raba tubuh anak.

Anak-anak itu, kata Fadli, kebanyakan belum memahami apa yang mereka alami sehingga tidak pernah melapor kepada orangtuanya. Salah seorang korban melapor kepada orangtuanya karena merasa sakit pada kelaminnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangsel Ajun Komisaris Ahmad Alexander menyebutkan, pelaku dijerat Pasal 81 dan atau Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 atas perubahan UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak.

Lindungi anak

Fadli mengatakan, kasus ini memperlihatkan betapa anak- anak sangat rentan terhadap kekerasan seksual oleh orang-orang di sekitarnya. Selama ini, K bekerja sebagai petugas keamanan di wilayah itu.

Oleh karena itu, ia berpendapat, kampanye perlindungan anak harus lebih gencar lagi dilakukan. "Selama ini sudah banyak beredar melalui media sosial bagaimana anak-anak harus diajarkan menjaga diri mereka. Tubuhnya tidak boleh dipegang- pegang oleh orang lain. Orangtua harus lebih aktif mengajarkan anak dan memantau aktivitas anaknya, ditanya secara detail apa yang dialami anak sehari-hari," kata Fadli. (UTI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Mei 2017, di halaman 27 dengan judul "Polisi Buka Pusat Krisis untuk Jangkau Korban".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com