Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LKB Siap Minta Masukan Kolektor Batik

Kompas.com - 01/10/2011, 00:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) menyatakan kesiapannya untuk menjalankan tugas yang diberikan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Tugas tersebut adalah mengidentifikasi motif batik khas Betawi.

"Kami merespons positif permintaan Pak Gubernur. Kami akan minta bantuan dan masukan kolektor batik untuk identifikasi batik Betawi," ungkap H Tatang Hidayat, Ketua LKB, kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (30/9/2011).

Tatang menjelaskan, selama ini sudah ada apresiasi khusus terhadap batik Betawi. Hanya saja, apresiasi tersebut masih bersifat personal, tanpa legitimasi kelembagaan.

Beberapa nama kolektor batik telah dikumpulkan pihak LKB untuk mengindetifikasi corak batik, asal, dan tahun produksinya. "Salah satunya Ibu Emma Amalia Agus Bisri, mantan Ketua LKB. Dia punya koleksi batik Betawi dari tahun 1800-an," lanjut Tatang. Selain sebagai kolektor, Emma juga adalah seorang pebatik.

Tatang berujar, batik betawi sebenarnya telah lama berkembang. Hal itu terlihat dengan kemunculan sentra-sentra produksi batik di Karet Tengsin, Bendungan Hilir, dan Palmerah. Jejak-jejak itulah yang akan ditelusuri oleh LKB dalam upaya melestarikan batik betawi, terutama terkait motif khasnya.

Motif Pucung Rebung sering diidentikkan sebagai corak khas batik betawi. Namun, diakui Tatang, motif serupa juga dianggap sebagai warisan budaya pesisir utara Jawa. "Pucung Rebung juga dipakai orang Cirebon dan Pekalongan," kata Tatang.

Dia berharap upaya identifikasi dan pelestarian tersebut akan diikuti dengan legitimasi atas batik. "Misalnya, dijadikan uniform (seragam) aparat Pemprov DKI pada hari tertentu atau dalam kegiatan resmi lain," kata Tatang.

Langkah ini, menurut Tatang, juga sangat penting menyusul penetapan batik sebagai warisan budaya Indonesia yang dikeluarkan oleh UNESCO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com