Kedai Kopi Kimung, Pilihan yang Menyenangkan

KOMPAS.com- Dua kali mampir ke Kedai Kopi Kimung selalu pada saat hujan gerimis. Pada saat yang sama itu, saya mendapatkan kesan menyenangkan berada di tempat ini. Mengunjungi kedai ini bukan karena saya ingin berlindung dari guyuran hujan, melainkan karena ingin menikmati kopi di tempat tersebut. Sepertinya hujan telah ditakdirkan menemani saya menikmati sajian kopi nusantara yang nikmat.

Lokasi kedai Kimung tidak jauh dari pusat Kota Depok, yaitu di kawasan Perumahan Grand Depok City Blok C Nomor 53. Dendi, Barista Kedai Kopi Kimung, menyambut saya ramah, kemudian menawarkan menu. "Silahkan, mau pesan apa," sapanya Minggu (9/10/2011) kemarin.

Kopi favorit saya di kedai ini adalah kopi kimung yang disajikan ala Vietnam. Kopi baru dapat saya nikmati pada saat air di tempat penyaringan jatuh tandas ke dalam gelas di bawahnya. "Boleh saya bantu," pelayan menawarkan jasa memisahkan alat penyaring.

Saya mengaduk kopi agar bercampur dengan susu kental manis. Rasanya, hmmmm dahsyat! Perpaduan kopi arabika java yang kuat diseduh ala Vietnam memberikan cita rasa khas. Kopi kimung membuat saya memutuskan kembali untuk kedua kalinya ke tempat ini.

Kedai ini menyediakan kopi nusantara seperti aceh, mandailing, toraja, papua, maupun kopi luwak. Harganya bervariasi mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 35.000 per gelas.

Adapun pendamping minum kopi tersedia lontong sayur, pempek, nasi goreng, lupis, ketan kincha, sop buntut, maupun roti bakar. Secara umum, pengelola memasang tag line harga jujur. Karena itu, Anda tidak perlu kawatir bakal terkecoh dengan kemasan.

Kedai kopi ini dikelola oleh seorang dokter bernama Syahrizal Syarif. Sedangkan nama Kimung adalah nama panggilan sayang Syahrizal kepada isterinya, Emila Said. Kedai buka mulai pukul 09.00 sampai pukul 22.00 dari Senin hingga Minggu.

Kedai terdiri dari dua lantai dalam maupun luar ruangan. Pengelola menyediakan TV LCD, jaringan internet gratis, dua kamar mandi, perpustakaan kecil, dan tentunya dua barista.

"Selalu ada tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat," pengelola mengambil kutipan Albert Eintein, ilmuwan yang hidup 1879-1955.