Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bahu-membahu Bangun Kampung Deret di Tanah Tinggi

Kompas.com - 03/07/2013, 14:15 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Tumpukan batu bata, semen, pasir, dan besi fondasi tampak memenuhi jalan selebar dua meter di Jalan Tanah Tinggi I, RT 14 RW 01, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat. Nyaris tidak ada ruang bagi pengendara kendaraan bermotor untuk dapat melewati tempat tersebut.

Tidak hanya itu, ketika Kompas.com datang ke kawasan tersebut, sebuah truk pengangkut pasir dan semen berukuran sedang tampak tengah terparkir di gang masuk kampung itu. Sejumlah pekerja dan warga saling membantu menurunkan zak-zak semen dan pasir yang dibawa truk tersebut.

Pemandangan seperti itu setiap hari terjadi kawasan tersebut. Kawasan Tanah Tinggi ini merupakan contoh pembangunan kampung deret pertama oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Setidaknya, akan ada 38 kawasan yang akan dibangun dengan konsep serupa oleh Pemprov DKI Jakarta.

Ketika waktu sudah menunjuk pukul 17.00, para pekerja dan warga mulai menghentikan aktivitasnya. Para pekerja dan warga yang sehari-hari bekerja tampak sedang menikmati sore hari yang terasa dingin. Kebetulan, hujan deras di daerah itu baru saja berhenti. Secangkir kopi dan makanan ringan menemani canda tawa di antara mereka.

"Biasanya mereka kerja dari pagi sampai pukul 17.00 WIB. Tapi karena hari ini hujannya cukup deras, pekerjaan terpaksa dihentikan," kata Ketua RT 14 RW 01, Tanah Tinggi, Yahya kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2013).

Sejak dilakukan peletakan batu pertama oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada 2 Mei 2013, pembangunan kampung deret ini berlangsung setiap hari. Seolah tidak mengenal waktu, para pekerja bekerja setiap hari sejak pagi hingga pukul 17.00 WIB.

Para pekerja yang jumlahnya sekitar 50 orang ini juga dibantu oleh warga setempat, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan, tak jarang anak-anak juga ikut membantu pekerjaan yang dilakukan oleh orangtua mereka. Tidak heran jika pada akhirnya pembangunan rumah-rumah di daerah tersebut berlangsung cepat.

Dari 45 rumah yang akan direnovasi, hampir separuhnya sudah berdiri menjadi bangunan permanen. Meski demikian, bangunan-bangunan rumah yang hampir jadi itu masih belum bisa ditempati oleh para penghuninya.

Yahya menjelaskan, ada dua jenis bangunan yang akan didirikan. Bangunan pertama diperuntukkan bagi warga yang memiliki tanah kurang dari 50 meter. Bangunan itu berupa rumah dua lantai.

Sementara itu, bagi warga yang tanahnya lebih dari 50 meter hanya akan dibangun rumah satu lantai. Setiap bangunan sengaja dimundurkan satu meter dari batas tanah agar jalan di kampung tersebut dapat lebih lebar.

Untuk diketahui, sebelum program kampung deret ini dimulai, lebar ruas jalan di kampung itu hanya satu meter. Namun, saat ini lebar ruas jalan itu sudah mencapai dua meter.

"Selain itu, sekarang di setiap rumah juga ada kamar mandinya dan di depannya itu ada selokan untuk membuang air limbah. Jadi kampung ini nantinya akan terlihat lebih bersih, rapi, dan lebih luas tentunya,” kata Yahya.

Yahya merasa bersyukur karena kampungnya menjadi prioritas pembangunan kampung deret. Pasca-kebakaran hebat yang terjadi di kampung itu pada 4 Maret 2013, tidak perlu waktu lama bagi warga untuk bisa mendapat bantuan dari Pemprov DKI Jakarta.

"Memang, sebelumnya sudah ada wacana untuk menjadikan kampung ini sebagai kampung deret sebelum musibah kebakaran itu terjadi. Tetapi, saya tidak menyangka, ternyata setelah musibah dari tiga RW yang ada di sekitar wilayah sini, kampung ini rupanya didahulukan dan dijadikan prioritas," ujarnya.

Di samping itu, kampung deret di Tanah Tinggi itu juga akan dijadikan sebagai kawasan percontohan. Hal itu dikarenakan jumlah kepala keluarga di wilayah tersebut relatif sedikit jika dibandingkan wilayah lain. Setidaknya ada 85 keluarga yang terdapat di kawasan tersebut.

"Saya berharap ke depan wilayah-wilayah lain juga akan dibangun oleh pemerintah daerah,” katanya.

Yahya menambahkan, pembangunan rumah di kawasan ini diharapkan dapat selesai sebelum Lebaran pada Agustus 2013. Karena itulah, pekerja dan warga bahu-membahu mempercepat penyelesaian pembangunan kampung deret tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

    Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

    Megapolitan
    Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

    Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

    Megapolitan
    Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

    Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

    Megapolitan
    Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

    Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

    Megapolitan
    Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

    Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

    Megapolitan
    Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

    Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

    Megapolitan
    Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

    Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

    Megapolitan
    Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

    Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

    Megapolitan
    Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

    Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

    Megapolitan
    Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

    Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

    Megapolitan
    Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

    Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

    Megapolitan
    Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

    Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

    Megapolitan
    Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

    Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

    Megapolitan
    Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

    Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

    Megapolitan
    Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

    Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com