Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan, Pusat Hiburan Malam Bongkaran Tutup

Kompas.com - 09/07/2013, 23:31 WIB
Bambang Priyo Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tempat hiburan malam untuk kalangan ekonomi bawah, Bongkaran, Tanah Abang, Jakarta Pusat, memilih meniadakan aktivitas saat memasuki bulan puasa. Dari pantauan Kompas.com, tidak ada "tanda-tanda kehidupan" di lapak-lapak yang berada di sekitar rel stasiun Tanah Abang, Jl AKS Tubun, serta di Jalan Jati Baru.

Pada hari-hari biasa, kawasan ini selalu ramai dikunjungi para pekerja, yang rata-rata adalah pekerja kasar. Musik juga diputar keras-keras, dengan lagu-lagu yang bernuansa house music, tarling, hingga dangdut koplo. "Biasa Mas, memasuki bulan puasa, mbak-mbak-nya pada pulang," ujar Yanto, seorang tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar stasiun Tanah Abang, Selasa malam (9/7/2013).

Menurut dia, meski lokasi hiburan malam ini akan menghentikan kegiatannya saat memasuki bulan puasa, tetapi hal itu tidak akan lama. "Ya, biasanya mereka balik lagi beberapa hari ke depan," jelasnya.

Bongkaran merupakan wilayah dengan luas sekitar 3 hektar di kawasan Tanah Abang. Di wilayah inilah, para pekerja seks komersial (PSK) menggantungkan hidupnya dengan mengais rejeki dari para buruh yang butuh hiburan. Mereka berasal dari berbagai daerah, antara lain Indramayu dan kota-kota lainnya di sekitaran Jakarta. Namun, Yanto juga menyebutkan, ada juga PSK yang berasal dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain "sisi kelam", wilayah ini juga menjadi salah satu pusat bisnis sektor informal. Banyak penjaja makanan, pakaian, hingga aksesori busana kelas bawah yang juga menggantungkan hidupnya dari rantai ekonomi di kawasan Bongkaran. Para pelaku usaha sektor informal ini biasanya membuka usahanya sejak selepas maghrib hingga tengah malam. Namun, pelaku usaha ini juga ikut tutup ketika memasuki bulan Ramadhan.

Bongkaran, tak dimungkiri, memiliki rantai ekonomi yang cukup panjang, dan banyak orang yang menjadikan kawasan ini sebagai sandaran hidup. Pemprov DKI beberapa kali pernah mencoba mempercantik kawasan itu, dan berkali-kali pula kawasan tersebut kembali kusam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com