Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Jati Baru Tanah Abang Tak Didata untuk Relokasi

Kompas.com - 15/08/2013, 19:54 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak pedagang di Tanah Abang yang belum masuk dalam daftar relokasi ke Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pedagang yang selama ini berjualan di Jalan Jati Baru tidak terdaftar karena tidak didata oleh petugas.

Hal itu dialami oleh Dede Atik, warga Kampung Bali yang berjualan di Jalan Jati Baru depan Stasiun Pasar Tanah Abang. Sehari jelang masa verifikasi berakhir, Atik bingung karena belum mendaftar untuk masuk ke Blok G. Berulang kali ia mencoba menanyakan kepada petugas verifikasi soal pendaftaran gelombang kedua, tetapi jawaban yang diterimanya selalu sama. Ia harus menunggu hasil pasti tentang verifikasi tersebut.

"Saya sudah bawa KTP, KK, bahkan surat pengantar dari lurah. Kan takutnya saya enggak dipercaya kalau pedagang beneran," kata Atik, Kamis (15/8/2013).

Atik tak menyangka bahwa penataan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di kawasan Tanah Abang dilakukan terhadap pedagang kaki lima hingga Jalan Jati Baru. Warung makanannya ikut dirobohkan pada penertiban, Minggu (11/8/2013). Ia mengira, relokasi hanya dilakukan pada PKL di depan Pasar Blok G, yakni Jalan Kebon Jati hingga Jalan Fachrudin.

Kepala Seksi Usaha Kecil Menengah Suku Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Jakarta Pusat Nano Sunarto mengatakan, sebelum Ramadhan, timnya memang tidak mendata PKL sampai ke Jalan Jati Baru. Artinya, pedagang di depan Stasiun Pasar Tanah Abang belum masuk dalam catatan Suku Dinas, yang sebanyak 764 orang.

"Yang didata pada saat itu sekitar Jati Bunder, Jalan Kebon Jati, sampai Masjid Al Ma'mur. Pedagang depan stasiun tidak kita data, tapi diinformasikan bahwa akan ada relokasi," kata Nano.

Menurut Nano, spanduk berisikan pesan pendaftaran relokasi seharusnya sudah cukup sebagai media sosialisasi untuk dilihat para pedagang. Ia berasumsi, jika ada pedagang yang belum mendaftar, maka itu karena mereka pulang kampung atau salah persepsi soal pendataan.

Selain para pedagang Jalan Jati Baru, sejumlah pedagang di Jalan Kebon Jati pun belum mendaftar ke Pasar Blok G. Mereka tenang-tenang saja karena beranggapan bahwa PKL yang sudah didata secara otomatis terdaftar.

Sehari jelang masa verifikasi berakhir, sudah ada 423 pedagang yang lolos. Sebanyak 139 pedagang tak lolos verifikasi. Jumlah pedagang yang melakukan verifikasi adalah 562 orang.

Nano belum mengetahui secara pasti apakah pendaftaran gelombang kedua akan dibuka bagi pedagang Tanah Abang. "Kita belum bisa janjikan secara rinci kapan ada gelombang kedua," kata Nano.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com