Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengguna Kartu Multi-trip KRL Keluhkan Pemberlakuan Penalti

Kompas.com - 11/09/2013, 20:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengguna kartu multi-trip layanan kereta rel listrik (KRL) commuter line Jabodetabek, mengeluhkan denda Rp 7.000 untuk kartu yang terkena penalti, yang diterapkan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).

Penalti diberlakukan bagi pengguna yang melakukan tapping lebih dari satu kali di pintu elektronik stasiun.

Dhika (27), karyawan yang berkantor di kawasan Palmerah, mengeluhkan kejadian yang dialaminya saat hendak pulang ke rumahnya di Depok, Jawa Barat, melalui Stasiun Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2013) kemarin.

Ia mengisahkan, dirinya sempat gagal tapping di pintu masuk. Setelah dicek, kartu miliknya terkena penalti karena pernah melakukan tapping sebanyak dua kali saat terakhir kali kartu itu dipakai.

"Catatan mesin di Stasiun Karet saya, tanggal 8 pernah tapping dua kali. Padahal kemarin itu pertama nge-tap, gate out enggak bisa dibuka, lalu disuruh satpam nge-tap yang kedua baru kedorong pintunya," cerita Dhika, Rabu (11/9/2013).

Selanjutnya, kata Dhika, dia diminta petugas loket untuk membayar denda Rp 7.000 agar kartu multi-tripnya dapat digunakan lagi. Padahal, saldo di kartu yang dia miliki masih berjumlah Rp 83 ribu.

Tak terima, dia pun mengajukan protes. Namun, petugas loket menyarankannya agar  menyampaikan keberatan ke Kantor PT KCJ di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat. Jika tetap ingin melanjutkan perjalanan dengan kartu multi-trip tersebut, maka ia tetap harus membayar denda Rp 7.000.

"Ya terpaksa akhirnya. Karena ingin cepat, sementara beli dulu yang kartu harian berjaminan," jelasnya.

Dhika menduga, pasti banyak penumpang yang juga mengalami hal serupa. Karena malas bolak-balik ke Kantor PT KCJ, orang akan lebih memilih membayar denda Rp 7.000.

Untuk itu, dia mengharapkan adanya solusi agar bisa segera menghilangkan penalti di stasiun terdekat, dan tentu saja tanpa harus membayar denda Rp 7.000 untuk penalti yang dikenakan.

"Orang-orang pasti pilih bayar penalti untuk sesuatu yang bukan kesalahannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com