Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pimpin Jakarta, Kinerja Jokowi Dinilai Belum Spektakuler

Kompas.com - 12/09/2013, 10:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Setahun sudah Joko Widodo memimpin Jakarta dan menjalankan beberapa programnya yang pelan tetapi pasti sudah terlihat hasilnya. Namun, hasil kerja Gubernur DKI itu dinilai tidak spektakuler.

"Sebenarnya, pekerjaan yang dia hasilkan itu biasa-biasa saja, enggak ada yang spektakuler dari Jokowi," kata pengamat politik UI, Iberamsjah, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Saat ini, kata dia, publik melihat Jokowi bukan dari kinerjanya, melainkan dari penokohan dan karakternya. Terkait unggulnya Jokowi di berbagai survei capres, menurut dia, hal itu diukur dari parameter politik, bukan parameter kinerja apa saja yang telah dikerjakannya. Oleh sebab itu, nama Jokowi menjadi yang paling populer saat ini.

Meski begitu, dia mendukung PDI Perjuangan memajukan Jokowi sebagai calon presidennya. Momen 2014, kata dia, adalah momen yang tepat untuk partai Megawati Soekarnoputri itu kembali mendapatkan simpati rakyat dan tidak lagi menjadi oposisi di dalam pemerintahan.

Keinginan untuk tidak lagi menjadi oposisi pada tahun 2014 itu pun telah disampaikan oleh Megawati, Puan Maharani, dan Maruarar Sirait. "Enggak ada masalah untuk kepentingan nasionalnya. Namanya juga kepantasan Jokowi itu hanya dilihat dari parameter politik, kok, bukan kinerjanya," jelas Iberamsjah.

Selain itu, menurut dia, penertiban pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang dan permasalahan Waduk Pluit dapat menjadi bekal Jokowi untuk maju menjadi calon presiden. Dengan itu, masyarakat Jakarta maupun Indonesia akan memilihnya untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Sementara terkait kemungkinan apakah DPRD DKI akan mengganjal langkah PDI Perjuangan dan Jokowi untuk maju dalam Pilpres 2014, menurutnya, bernegosiasi dengan lembaga DPRD DKI adalah sebuah hal yang mudah. Pasalnya, dahulu, saat Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan tidak menyelesaikan masa jabatannya, dengan mudah, ia mendapatkan izin maju dalam Pilkada DKI dari DPRD Surakarta.

Nantinya, pendekatan yang ia lakukan di Surakarta akan kembali dilakukannya di Jakarta. "DPRD itu kalau sudah politik, semuanya bisa diatur," kata Iberamsjah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com