Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kenapa Enggak Sekalian Tanya Harga Cincinnya?

Kompas.com - 16/09/2013, 21:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Beda pejabat, beda pula seleranya. Dari sebuah arloji, publik pun bisa mafhum seperti apa selera dan kemampuan finansial si pemakainya.  

Nah, bicara soal arloji atau jam tangan, penulis blog Amos Alik Wahyudi (43) punya catatan menarik soal harga-harga arloji yang dikenakan para pejabat di negeri ini. Lewat blog miliknya, arlojiku.wordpress.com, Amos menuliskan "terawangannya" soal seberapa berkelas harga arloji pejabat di negeri ini. 

Menurut dia, jam merek terkenal dan mahal memiliki ciri khas dari bentuknya. Dengan melihat sekilas saja, dia sudah bisa tahu jam apa yang melingkar di pergelangan tangan seseorang. Sejumlah tokoh lantas disebutnya. Hakim Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar, misalnya, disebut Amos memakai jam tangan bermerek Richard Mille, persis dengan yang digunakan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Soal harga, tentu itu bukan kelas jam murahan. Lihat saja, harganya bisa sekitar Rp 300 juta.

Selain menyebut dua nama pejabat itu, Amos juga menerangkan bahwa jam tangan yang dikenakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bermerek dengan kisaran harga mencapai Rp 20 juta. "Ahok menggunakan jam tangan merek Tag Heuer. Harganya kira-kira Rp 20 juta. Jam tangan seri lama yang dipakai Ahok itu," kata Lilik, begitu ia disapa.

Saat diminta tanggapannya soal jam yang dikenakannya itu, Senin (16/9/2013), Ahok membenarkannya. Jam tangan berwarna perak itu, kata dia, dibelinya saat berada di Bandara Singapura, Changi International Airport.

"Rp 28 juta aku belinya. Ini bacanya gimana, Tag Heuer ya? Belinya di Singapura, di bandara, dulu kalau tidak salah. Cincinnya enggak sekalian kalian tanya beli berapa?" canda Basuki kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Senin (16/9/2013).

Meski begitu, Basuki menampik bila dirinya seorang kolektor jam tangan. Basuki mengaku hanya memiliki jam tangan tersebut.

"Supaya bisa masuk hutan, tambang, berenang ke laut, ke kawinan semuanya sama pakai (jam tangan) ini. Jadi, enggak pusing. Jam ini juga tidak pakai baterai lho, goyang-goyang begini saja bisa menghidupkannya. Ha-ha-ha," kata Basuki seraya menggoyangkan tangannya.

Nah, lantas bagaimana dengan Jokowi? 

Sejauh ini, Amos masih belum mengetahuinya lantaran belum melihat Jokowi mengenakan arloji di setiap aktivitasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com