Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Marah, Jokowi Evaluasi Walkot Jaktim dan 3 Anak Buahnya

Kompas.com - 18/10/2013, 16:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan mengevaluasi kembali kinerja Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto. Hal tersebut disampaikannya seusai melihat buruknya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Jumat (18/10/2013) siang.

"Nanti akan saya lihat dulu," ujar Jokowi kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Jumat sore.

Selain mengevaluasi Krisdianto, Jokowi juga akan mengevaluasi kerja kepala suku dinas beserta staf yang absen dalam hal pelayanan baik bagi warga. Data yang dipegang ajudannya, ada tiga PNS akan dimonitor oleh Jokowi.

Jokowi mengatakan, Jakarta Timur adalah wilayah pertama uji coba penerapan PTSP. Sejak dimulainya program tersebut pada awal Juli 2013, Jokowi telah meninjaunya dua kali. Saat peninjauan pertama, Jokowi masih memaklumi jika pelayanannya masih kurang maksimal. Namun, di tinjauannya kali ini, ia melihat progresnya lamban.

"Sudah dua kali tak (saya) datangi, harusnya lebih baik dong. Ini ndak, masalah kecepatannya," ujarnya.

Jokowi mengakui, kecepatan pelayanan PTSP perlu digenjot lagi. Ia tidak habis pikir bagaimana mungkin mengurus tanda daftar perusahaan (TDP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) membutuhkan waktu dua minggu. "Jawabannya, 'SOP-nya begitu, Pak.' Ya, jangan gitu, dong. Kalau bisa satu jam, dua jam, kenapa tidak? Kenapa mesti nunggu lama?" ujar Jokowi.

Jokowi menilai bahwa pengurusan dokumen itu bisa dilakukan dalam waktu satu jam. Warga hanya perlu mengisi formulir dan dokumen bisa langsung diketik dan ditandatangani oleh kepala suku dinas.

Ia menyebutkan, kecepatan dalam pelayanan akan berimbas positif pada kebersihan lingkungan wali kota dari praktik percaloan. Jika pelayanan cepat, otomatis masyarakat berhenti menggunakan jasa calo yang masih marak di kantor-kantor pemerintahan.

Siang tadi Jokowi marah saat mengunjungi kantor Wali Kota Jakarta Timur. Ia mendapati Kepala Suku Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan Jakarta Timur beserta stafnya tidak berada di meja saat jam kerja.

Jokowi yang kala itu berlaku layaknya masyarakat yang ingin mengurus izin pun marah. Sebundel data yang dia pegang dilempar ke salah satu meja pejabat itu hingga mengagetkan semua yang ada di ruangan. Tak hanya itu, tanpa berkomentar, dia melenggang keluar ruangan menuju mobilnya. Ia masuk ke dalam mobil dan membanting pintu mobil dengan wajah dingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com