Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Ahok Diminta Memimpin Doa

Kompas.com - 11/11/2013, 14:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Basuki Tjahaja Purnama dikenal sebagai sosok yang keras dan gampang tersulut kemarahannya. Lalu, bagaimana reaksi pria yang akrab disapa Ahok itu kala "ditodong" untuk memimpin doa.

Itulah yang terjadi pada saat ulang tahun yang ke-77 politisi senior PDI Perjuangan Sabam Sirait pada Minggu (10/11/2013) kemarin. Rieke Dyah Pitaloka-lah yang "menodong" Wakil Gubernur DKI Jakarta itu untuk memimpin doa.

"Kalau biasanya kita saksikan marah-marah, di sini, Pak Ahok kita minta untuk memimpin doa," kata Rieke yang disambut tawa tamu undangan.

Ahok langsung tersenyum. Dia pun menyanggupinya dan berjalan ke arah panggung. Ia lalu meminta izin untuk memimpin doa berdasarkan agama yang dianutnya, Kristen Protestan.

"Kita doa bersama untuk Pak Sabam. Terima kasih Tuhan, ketika orang mengatakan politik itu kotor, kami bisa melihat Pak Sabam yang mengatakan politik itu suci," kata Ahok dengan khusyuk.

Ahok mengatakan, pendiri negara serta pahlawan bangsa telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang terdiri dari beragam suku dan agama.

"Kami yang muda diminta untuk berpolitik suci dan tidak korupsi. Kami hanya diminta untuk berpolitik jujur agar Indonesia menjadi bangsa yang besar dan sejajar dengan negara lainnya," tutur Ahok mengakhiri doanya.

Rieke Dyah Pitaloka lalu memuji doa yang dipanjatkan Ahok. "Doa yang luar biasa. Wagub doanya sangat politis. Nanti bisa dilihat di YouTube," kata Rieke sambil tersenyum.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pementasan kesenian asal Jawa Barat, Sisingaan. Dalam peluncuran buku ini, Sabam Sirait ditemani keluarga besarnya, termasuk anaknya yang juga politisi PDI-P, Maruarar Sirait.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Hary Tanoesoedibjo, Gubernur Lemhanas Budi Susilo Supandji, serta pengurus DPP PDI Perjuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com