"Kalau ditebang sih boleh-boleh saja, asalkan harus dibuat semacam peresap buatan," ujar Muhammad saat ditemui Kompas.com di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Karyawan yang berkantor di kawasan Sudirman itu mencontohkan peresap udara buatan yang dibuat di Jakarta Pusat, sekitar Tugu Tani.
"Kaya di depan Tugu Tani, ada lempengan seng lebar, ada karpet ditempel. Dilubang-lubangin biar ada tumbuhan," tuturnya.
Muhammad berpendapat, seharusnya pohon-pohon di Jakarta ditanam dan dipergunakan lebih inovatif, seperti di luar negeri. Pohon-pohon tersebut ditambahkan alat guna memantau kondisi udara di Jakarta.
"Di luar negeri, misalnya di China itu, pohon malah bukan cuma untuk peresap polusi, tetapi jadi kaya tiang buat nempelin misalnya CCTV atau lainnya. Intinya, perlu diperbanyak peresap polusi buatan," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Bryan (19), mahasiswa perguruan tinggi swasta di kawasan Semanggi. Bryan mendukung penebangan pohon di ruas jalan Sisingamangaraja hingga Sudirman untuk membangun proyek MRT.
"Kalau memang tujuannya baik, untuk mendukung transportasi yaitu MRT, kenapa enggak kalau bermanfaat buat ke depannya. Apalagi ini (MRT) program Pak Jokowi, saya setuju banget," kata pemuda berkacamata ini.
Menurutnya, penebangan pohon harus punya solusi yang baik, terutama untuk pohon-pohon yang telah tumbuh lama di Jakarta. "Ditebang pohonnya setuju saja, asalkan pohonnya dipindahkan ke tempat yang baik yakni ke ruang terbuka hijau," ujarnya.
Pantauan Kompas.com siang ini, di sepanjang jalan Jenderal Sudirman hingga Sisingamangaraja berjejer pohon-pohon cukup rimbun. Pohon yang berada di ruas pemisah antara jalur lambat dengan jalur cepat akan ditebang oleh PT MRT. Penebangan akan dimulai pada Jumat ini hingga Sabtu 23 Desember 2013.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.