Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Kompas.com - 03/05/2024, 05:00 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah isu seputar Jabodetabek mewarnai pemberitaan Kompas.com sepanjang Kamis (2/5/2024).

Artikel mengenai RM dibunuh, mayatnya dimasukkan ke koper menjadi berita yang paling ramai dibaca oleh pembaca Kompas.com.

Selanjutnya, artikel tentang Brigadir RAT bunuh diri saat jadi pengawal bos tambang, tapi atasannya tak tahu juga ramai dibaca.

Baca juga: Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Sementara itu, berita tentang pria yang buang mayat wanita di dalam koper sempat setubuhi korban turut menarik perhatian dan banyak dibaca.

Ketiga berita di atas masuk dalam deretan berita populer Jabodetabek, berikut paparannya:

1. 9 jam berdarah: RM dibunuh, mayatnya dimasukkan ke koper lalu dibuang ke pinggir jalan di Cikarang

Kasus penemuan jasad wanita berinisial RM (50) di dalam koper hitam yang diletakkan di pinggir Jalan Kalimalang, Desa Sukadanu, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, akhirnya terungkap.

RN diduga dibunuh oleh seorang pria berinisial AARN di sebuah kamar hotel daerah Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Dalam video rekaman CCTV berdurasi 51 detik yang diterima Kompas.com, tampak AARN dan RM tengah berjalan di lorong sebuah hotel daerah Bandung pada Rabu (24/4/2024).

AARN berjalan lebih dahulu yang diikuti oleh RM beberapa langkah di belakangnya. Kemudian, keduanya masuk ke dalam salah satu kamar hotel sekitar pukul 09.51 WIB. Baca selengkapnya di sini.

2. Janggal, Brigadir RAT bunuh diri saat jadi pengawal bos tambang, tapi atasannya tak tahu

Kasus bunuh diri anggota polri, Brigadir RAT di sebuah rumah di Mampang Prapatan IV, Tegal Parang, Jakarta Selatan, sampai saat ini masih diliputi misteri.

Meski kronologi kematian RAT sudah jelas, tetapi ada kejanggalan karena masih ada yang belum terungkap secara gamblang. Salah satunya soal keberadaan RAT di Jakarta.

Baca juga: Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Ada tiga versi berbeda terkait tujuan anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Manado itu datang ke Ibu Kota sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara menembak kepalanya sendiri menggunakan pistol. Baca selengkapnya di sini.

3. Tak hanya membunuh, pria yang buang mayat wanita di dalam koper sempat setubuhi korban

Pria berinisial AARN, pembunuh perempuan yang jasadnya ditaruh di dalam koper, sempat menyetubuhi korban.

"Korban sempat disetubuhi," ungkap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu saat dikonfirmasi, Kamis (2/5/2024).

Meski demikian, belum diketahui kapan pelaku menyetubuhi korban yang berinisial RM (50) itu.

Baca juga: Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Belum diketahui juga apakah peristiwa terjadi saat AARN mengajak korban ke sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/4/2024) pukul 09.51 WIB. Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com