Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bulan Disekap, 41 Wanita Lolos dari Terkaman Majikan

Kompas.com - 22/11/2013, 07:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penggerebekan sebuah rumah di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2013) malam, membuyarkan rencana penyelundupan 41 perempuan ke Abu Dhabi. Di situlah, selama dua bulan terakhir, para perempuan dari sejumlah wilayah disekap.

Ya, malam itu, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengendus rencana pemberangkatan para perempuan itu ke Timur Tengah. Dipimpin langsung Ketua BNP2TKI M Jumhur Hidayat, rombongan petugas menyambangi sebuah rumah di Jalan S, RT 003 RW 010, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

Setiba di lokasi, Jumhur langsung turun dari mobil bersama beberapa petugas. Di ruang tamu rumah itu berdiri seorang pria berinsial AH.

Pria itu merupakan pimpinan sindikat yang berkedok PT Kristal Biru. Para petugas langsung meringkusnya. Pria keturunan Arab itu tampak kaget dan tidak menyangka adanya penggerebekan tersebut.

Jumhur pun mengecek ke bagian belakang rumah berlantai dua itu. Di sebuah ruangan, dia menemukan 41 perempuan duduk berkumpul. Mereka tampak bersiap-siap.

Menurut rencana, para perempuan yang berusia 25-50 tahun itu akan menuju Abu Dhabi pada Kamis dini hari.

Mereka terlihat gugup dan malu. Tangan mereka menutup wajah guna menghindar dari sorotan kamera wartawan.

Ketika Jumhur menanyakan apakah mereka pernah dilatih keterampilan khusus dan bahasa asing, sontak para perempuan itu menjawab, ”Tidak!”

”Apakah kalian punya kartu tenaga kerja luar negeri?” tanya Jumhur lagi. Mereka pun memberi jawaban yang sama.

Kepada mereka, Jumhur menjelaskan bahwa PT Kristal Biru adalah sindikat penjualan manusia yang menyalurkan tenaga kerja wanita (TKW) secara ilegal. ”Untung kami bergerak cepat. Terlambat 2-3 jam saja kalian berisiko mengalami siksaan dari majikan di negeri sana karena tidak punya keterampilan dan awam bahasa Arab,” kata Jumhur.

Mendengar penjelasan itu, para TKW itu sontak menangis histeris dan saling berpelukan. Ini adalah tangisan bahagia. Sudah dua bulan saya disekap di sini. Akhirnya saya bisa kembali ke keluarga di Sukabumi,” ujar Ade (38), salah satu korban asal Jawa Barat.

Para korban langsung dibawa ke Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI di Ciracas, Jakarta Timur. Sementara AH dibawa ke Polres Metro Jakarta Selatan

Iming-iming

Ade menuturkan, dua tahun lalu, ia pernah menjadi TKW di Qatar. Di tempat yang lama ia menerima upah 800 riyal atau sekitar Rp 2,4 juta per bulan.

Ia mengaku tergiur untuk kembali menjadi TKW setelah seorang tetangganya di Sukabumi menawarkan gaji lebih tinggi.

”Ia bilang di Abu Dhabi saya bisa terima 1.000 riyal (lebih dari Rp 3 juta) per bulan,” ucapnya.

Kepala Bidang Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Aswin mengatakan, AH diduga melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Perdagangan Manusia. (FLO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com