Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMKN 36 Resahkan Keberadaan Gardu Listrik di Masjid Sekolah

Kompas.com - 12/12/2013, 18:19 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 36 Kalibaru, Cilincing Jakarta Utara merasa resah dengan adanya gardu listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada masjid di kompleks sekolah tersebut. Mereka khawatir gardu listrik seluas 4x5 meter itu memberikan dampak buruk kepada siswa.

"Kita takut kena radiasi dari gardu ini karena tegangannya pasti sangat tinggi sekali," kata Panji Riskamdani (16), siswa Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan di SMKN 36 Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Panji mengatakan, selain khawatir terkena radiasi, siswa juga takut bila gardu tersebut tiba-tiba bermasalah dan meledak hingga menyebabkan kebakaran di sekolah. Gardu itu berada persis di lantai dasar masjid yang lokasinya tepat di pojok selatan sekolah. Ia berharap gardu tersebut dipindahkan ke lokasi terbuka dan jauh dari aktivitas siswa agar kegiatan belajar-mengajar berlangsung tenang dan nyaman.

Wakil Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMKN 36 Fadillah Ichsani (16) mengatakan, para siswa yang mengambil ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) merasa takut berada di tempat ibadah tersebut. "Ke sini takut karena gardu listrik ini yang tiba-tiba meledak," ujar siswa Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan itu. Selain itu, hampir setiap hari Jumat listrik di masjid tersebut padam sehingga ibadah shalat Jumat.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana SMKN 36 Sodihin mengaku khawatir jika petir menyambar bangunan itu dan menjalar ke gardu tersebut. Ia mengatakan, hal itu pernah terjadi pada 1999.

Albert (55), guru Teknik Mesin SMKN 36, mengatakan, sekolah itu sudah menggunakan listrik sejak 16 tahun setelah sekolah itu berdiri pada 1968. Kepala sekolah saat itu, kata Albert, mengizinkan pembangunan panel listrik sekitar tahun 1984. "Namun, sekitar tahun 1990, tiba-tiba dibangun menjadi gardu listrik," kata guru yang sudah mengajar sejak tahun 1982 itu.

Pantauan Kompas.com, bagian luar gardu listrik itu dipasangi dua buah stiker peringatan adanya bahaya tegangan tinggi. Di depan pintu gardu tampak berdiri sebuah panel setinggi 50 cm yang pintunya terkunci dengan gembok. Di sisi utara gardu tampak panel listrik sekolah yang tak terkunci. Ketika pintunya ditarik, isi komponen panel yang menyerupai sebuah lemari itu terlihat dengan jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com