Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelang Kepsek Curang, Basuki Minta Kemendikbud Turun Tangan

Kompas.com - 20/12/2013, 21:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama minta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk turun tangan menelusuri indikasi kecurangan pada lelang kepala sekolah.

Sebab, Kemendikbud memiliki peraturan seorang guru yang dapat menjadi kepala sekolah harus menjalani dua tahun pembinaan terlebih dahulu.

"Kita minta mereka ubah peraturan itu. Makanya mereka harus turun tangan," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (20/12/2013).

Kemendikbud, lanjut dia, harus dapat mengkaji apakah peraturan itu akan tetap dipertahankan atau diubah.

Apabila tetap dipertahankan, peraturan itu dapat dijadikan sebuah pembenaran para kepala sekolah definitif untuk mempertahankan jabatan mereka.

Bahkan, Basuki menegaskan jika Kemendikbud tak juga merubahnya, DKI akan menggebrak peraturan tersebut.

"Kita rombak agar guru-guru bisa masuk menjadi Kepala Sekolah. Kalau ada peraturan menteri kan guru jadi enggak bisa masuk cepat," kata Basuki.

Mantan anggota Komisi II DPR RI itu kemudian memprediksi pengumuman lelang kepala sekolah tertunda. Sebab, Basuki mengaku tak puas atas hasil tes kompetensi bidang.

Ia menengarai, para peserta lelang yang lolos tahap selanjutnya, tes kompetensi managerial kebanyakan para kepala sekolah definitif. Sedianya, tes managerial dilaksanakan pada 17-31 Desember mendatang.

Serangkaian tes juga masih akan dijalani seperti public hearing dan sidang oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Pada pekan terakhir Januari 2014, rencananya para pemenang lelang kepala sekolah akan dikukuhkan.

Di sisi lain, atas indikasi kecurangan pada lelang kepala sekolah itu, Basuki mengapresiasi kesiapan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto yang siap dipecat kapanpun.

"Kita tunggu saja habis Natal deh. Kan kalau mau ganti orang mesti dipikir matang-matang dulu," ujar Basuki.

Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, untuk peserta lelang jabatan kepala sekolah yang mendaftar sebanyak 1.589 orang, kemudian yang mengikuti tes kompetensi bidang 1.467 orang, dan peserta yang lolos hanya 928 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com