Menurut catatan Indonesian Police Watch (IPW), ada 27 polisi tewas dan 72 lainnya luka. Angka ini meningkat jika dibanding pada tahun 2012, yaitu 29 polisi tewas dan 14 luka; atau 20 polisi yang tewas saat bertugas pada tahun 2011.
Catatan Akhir Tahun 2013 Indonesia Police Watch (IPW) mengungkapkan, dari 27 polisi yang tewas, sembilan di antaranya ditembak serta 18 dibacok dan ditabrak. Sementara dari 72 polisi yang luka, 47 polisi dikeroyok, 14 ditusuk senjata tajam, dan 11 ditembak.
Menurut Presidium IPW Neta S Pane, ada empat tren baru keberanian warga terhadap polisi pada 2013. Pertama, tren menusuk atau membacok polisi di jalanan, baik yang dilakukan penjahat maupun warga biasa. Bahkan, sejumlah pelanggar lalu lintas nekat membacok polisi yang hendak menilangnya.
Kedua, tren menembak polisi di jalanan, yang mengakibatkan polisi tewas dan luka. Ketiga, tren merampok polisi di jalanan. Meskipun sudah tahu bahwa korbannya adalah polisi, pelaku tetap nekat merampoknya. Tujuannya, mengambil sepeda motor polisi tersebut.
Keempat, tren baru yaitu perwira polisi menjadi sasaran penembakan dan pembacokan. Bahkan, ada kapolsek, kapolres, dan perwira lainnya yang menjadi korban tewas maupun luka. Aksi penembakan dan pembacokan terhadap polisi ini terjadi mulai dari Aceh hingga Papua.
Tren penembakan dan pengeroyokan terhadap polisi di Jabodetabek juga terlihat meningkat. Aksi pengeroyokan yang dilakukan ormas dan orang-orang berambut cepak juga menunjukkan peningkatan.
"IPW sangat prihatin dengan kondisi ini. Untuk itu, sudah saatnya Polri mawas diri dan melatih anggotanya dengan maksimal agar terlatih, profesional, dan peka dengan kondisi di sekitarnya. Bagaimana polisi bisa melindungi masyarakat, jika melindungi dirinya sendiri saja tidak mampu," ujar Neta melalui pesan singkatnya, Senin (23/12/2013).
IPW berharap, pada tahun mendatang jajaran kepolisian bisa lebih berwibawa dan disegani masyarakat, serta tidak ada lagi anggota masyarakat yang nekat melakukan "uji nyali" terhadap polisi-polisi yang sedang bertugas di lapangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.