Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri "Ngaku" Pernah Selingkuh, Suami Salah Bunuh Orang

Kompas.com - 01/02/2014, 17:11 WIB

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
- Witoyo (34) alias W warga Gunung Sindur, Serpong, Tangerang Selatan, gelap mata setelah mendengar istrinya pernah berselingkuh dua tahun lalu dengan pria berinisial DHS. Dia pun merencanakan pembunuhan terhadap pria yang pernah meniduri istrinya.

Awal cerita, istri Witoyo (W) berinisial M bercerita kepada suaminya bahwa dirinya pernah berselingkuh dan tidur bersama pria lain pada Desember 2013. Witoyo yang kaget kemudian menemui Kelik (K) (34) yang merupakan saudaranya sendiri. Witoyo menjanjikan uang Rp 10 juta kepada Kelik bila berhasil membunuh pria selingkuhan istrinya.

"W menjanjikan sejumlah uang kepada K untuk lakukan pembunuhan terhadap orang yang menyelingkuhi istrinya," kata Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Aswin di Mapolres Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2014).

Sebelum eksekusi pembunuhan tersebut, W sudah membeli sebilah golok tahun lalu. Selain itu, Witoyo pun memberikan uang kepada Kelik sebesar Rp 1,5 juta sebagai uang muka.

Digulung emosi, Witoyo semakin kalap. Ia pun langsung mengancam istrinya untuk menceritakan ciri-ciri pria yang menyelingkuhi istrinya. M yang tiada lain istri tersangka pun menceritakan ciri-cirinya dan keberadaannya di Jalan DR Saharjo.

Setelah perencanaan matang, Witoyo membawa istrinya mencari DHS. Dengan sepeda motor, Witoyo memutari jalan DR Saharjo untuk mencari orang dimaksud, Jumat (31/1/2014) sore. Tetapi orang yang dimaksud tidak ada. Kemudian Witoyo sempat melihat orang yang mirip dengan selingkuhan istrinya sedang makan di sekitar Jalan Saharjo.

Untuk memastikan, Witoyo pun sempat mempertanyakan apakah ciri-ciri pria yang dilihatnya sama dengan ciri-ciri selingkuhan istrinya. Sang istri pun mengiyakannya. Setelah itu, Witoyo menghubungi Kelik yang menjadi eksekutor pembunuhan tersebut.

Saat korban bernama Septiawan usai makan, kemudian Kelik membuntutinya dan langsung melayangkan golok ke kepala korban yang sedang berjalan kaki di Gang Bedeng, Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Korban sempat menangkis sabetan golok yang dilayangkan Kelik, tetapi hujaman senjata tajam Kelik yang kedua kalinya langsung membuat roboh pertahanan korban.

"Tersangka K langsung menghampiri korban dan langsung melakukan kekerasan fisik dengan menggunakan golok," katanya.

Hujaman senjata tajam di sekitar kepala dan punggung korban membuat korban terkapar dan dilarikan ke rumah sakit, sampai akhirnya korban meninggal dunia di rumah sakit.

Kemudian, Polsek Tebet yang dipimpin langsung Kapolsek Tebet Kompol I Ketut Sudharma melakukan olah TKP dan memburu pelakunya. Dalam hitungan jam, polisi menangkap Kelik di rumahnya yang terletak di Gunung Sindur, Tangerang Selatan. Lalu Witoyo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

"Dalam pemeriksaan terungkap bahwa korban yang meninggal dunia bukan orang yang dimaksud (DHS)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com