Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Dorong KPK Selidiki Pengadaan Bus Transjakarta

Kompas.com - 10/02/2014, 11:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan menyarankan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menyelidiki proses pengadaan bus transjakarta dan bus sedang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Azas, terjadi banyak ketidakberesan pada proses pembelian bus dari China tersebut. Dia berharap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendorong upaya penyelidikan proses pengadaan bus.

"Karena pengadaaannya kan oleh Dinas Perhubungan. Nah, ketua tim lelangnya Kepala Dinas Perhubungan. Jadi, KPK harus memeriksa Kadishub karena jelas di situ ada yang dirugikan karena ini kan menggunakan uang negara," kata Azas kepada Kompas.com, Minggu (9/2/2014).

"Jadi, proses pengadaannya sudah enggak benar, jadi KPK harus masuk nih. Dan saya harap Pak Jokowi mendorong agar KPK memeriksa kasus ini," tambahnya.

Menurut Azas, selain harga bus yang lebih mahal dari bus buatan Jepang dan Jerman, bus juga mengalami kerusakan ketika belum lama dioperasikan. Adapun harga beli bus-bus yang didatangkan sebanyak 310 unit pada akhir tahun lalu tersebut, yakni harga bus gandeng Rp 3,7 miliar; bus tunggal Rp 2 miliar; dan bus sedang Rp 650 juta.

"Saya berharap ini diproses KPK dengan segera karena uang pengadaannnya besar sekali ini, sampai setengah triliun lebih. Masa mobil harga miliaran berkarat, itu kan bukan mobil murah. Mobil murah saja enggak berkarat," sindirnya.

Sebelumnya diberitakan, terdapat rangkaian foto-foto yang menggambarkan komponen bus transjakarta dan BKTB yang rusak. Rangkaian foto-foto itu menunjukkan ada lima transjakarta gandeng dan delapan BKTB yang tidak layak.

Bus transjakarta jenis articulated bus atau bus gandeng dengan nomor kendaraan B 7146 IX dan nomor seri bus AK5200, kondisi beberapa komponennya tampak tidak seperti baru. Tabung oli power steering berkarat, turbo sensor berkarat, indikator air cleaner berada di batas kuning-merah (tidak layak), pulley terbuka sehingga gemuk bocor, tabung knalpot karatan, water coolant bocor (mesin masih hidup), kompresor AC berjamur, kabel otomatis spion terpasang tak rapi, rangka kendaraan berkarat, dan lain-lain.

Sementara untuk BKTB, kondisinya serupa. BKTB bernomor kendaraan B 77241 IV misalnya, instrumen dashboard tidak dibaut, kaca spion retak, tutup panel spidometer kendur, karet penutup persneling terlepas, dan wiring electrical menempel di manifold. Dari delapan unit BKTB yang ada di dalam foto tersebut, satu bus diketahui belum memiliki pelat nomor polisi dan satu lagi memakai pelat kendaraan provit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com