Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Caleg Mengganggu Wajah Kota

Kompas.com - 18/02/2014, 08:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —Hiruk pikuk menuju Pemilihan Umum 2014 ternyata berimbas pada tampilan Ibu Kota dan sekitarnya. Spanduk, baliho, dan selebaran tentang calon legislator terpasang di mana-mana. Ironisnya, keberadaan iklan luar ruang ini dinilai kurang signifikan menggiring suara warga DKI Jakarta dan sekelilingnya pada pemilu nanti. Bahkan, iklan yang bertebaran justru telah merusak wajah kota.

Pemilu legislatif yang akan diselenggarakan pada 9 April 2014 semakin dekat. Para calon anggota DPR, DPRD, dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) berlomba-lomba menarik hati para pemilik suara. Salah satunya dengan memasang berbagai bentuk iklan di luar ruangan, seperti spanduk, baliho, poster, dan selebaran.

Hasil jajak pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 22-24 Januari 2014 menunjukkan hal yang sama. Kampanye melalui iklan media luar ruang di Ibu Kota dan sekitarnya sangat diminati para calon legislator (caleg) untuk merebut suara pemilih. Sebagian besar responden yang berada di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi (Jabodetabek) sudah sering melihat iklan caleg.

Lebih dari 70 persen melihat promosi jenis ini di lingkungan rumah mereka. Dari berbagai bentuk iklan bakal wakil rakyat, spanduk adalah bentuk iklan yang paling sering terlihat, diikuti dengan baliho dan poster.

Sayangnya, penempatan promosi sering tidak mengindahkan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dua dari tiga peserta jajak pendapat melihat adanya lebih dari satu baliho seorang caleg di kelurahan atau desa mereka tinggal. Selain itu, banyak warga yang juga melihat reklame caleg di jalan protokol, tol, dan taman. Pepohonan, tiang listrik, dan tiang telepon juga tak luput korban ”paku” tempat tempelan promosi tentang calon wakil rakyat.

KPU sejatinya sudah menerbitkan aturan tentang iklan menyangkut pemilu. Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2013, pemasangan alat peraga kampanye, termasuk iklan-iklan yang berada di luar ruangan, dibatasi agar tetap menegakkan asas keadilan.

Sesuai aturan, partai politik (parpol) boleh memasang sebuah baliho atau papan reklame hanya satu di setiap desa atau kelurahan. Papan reklame ini diperbolehkan memuat nomor, gambar, visi, misi, program, dan jargon partai politik. Foto yang diperbolehkan dimuat adalah potret pengurus partai politik yang bukan calon anggota DPR ataupun DPRD.

Calon anggota DPD juga dibolehkan memasang satu baliho untuk satu kelurahan atau desa. Selain itu, parpol dan caleg juga hanya boleh memasang satu spanduk dengan ukuran maksimal 1,5 meter x 7 meter di satu zona atau wilayah yang ditetapkan.

Peraturan ini secara jelas juga melarang pemasangan iklan dan sejenisnya di gedung-gedung pelayanan publik, seperti tempat ibadah, pusat pelayanan kesehatan, gedung-gedung milik pemerintah, dan sekolah. Promosi calon wakil rakyat juga tidak diperbolehkan ditempatkan di jalan protokol, jalan bebas hambatan, sarana dan prasarana publik, taman, dan pepohonan.

Tidak berpengaruh

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sebenarnya telah menertibkan reklame luar ruang para caleg, baik yang berbentuk baliho, spanduk, poster, selebaran, maupun lainnya, sejak awal Oktober 2013. Sudah banyak atribut caleg dan parpol yang diturunkan di sejumlah wilayah. Namun, iklan luar ruang para caleg terus muncul.

Di dalam konteks komunikasi, media luar ruang memang sering dianggap media komunikasi yang lebih efisien dari segi biaya. Media ini dinilai mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat karena tidak semua elemen masyarakat intens mengonsumsi media massa, terutama warga di daerah terpencil. Dari segi ukuran, semakin besar dimensi iklan, semakin tinggi pula harapan agar iklan ini dilihat sengaja ataupun tidak sengaja oleh masyarakat.

Jika dikaitkan dengan kampanye caleg, iklan media luar ruang ini bisa menyediakan tempat untuk memuat potret, logo parpol, dan slogan dari masing-masing caleg. Cara ini oleh para caleg tidak saja ditujukan untuk mendongkrak popularitas mereka, tetapi juga diharapkan memengaruhi pilihan masyarakat saat pemilu nanti.

Semakin bagus citra yang bisa ditampilkan lewat promosi ini, para caleg berharap peluang mereka untuk menang semakin besar. Tidak mengherankan jika iklan politik media luar ruang banyak dipakai caleg sebagai langkah awal memperkenalkan diri dan menumbuhkan citra yang baik kepada khalayak luas.

Namun, reklame yang sudah dipasang para caleg dinilai kurang optimal memainkan perannya. Desain baliho, poster, dan spanduk relatif tidak berbeda jauh satu sama lain. Kebanyakan masih menggunakan pendekatan iklan yang langsung menjual produk apa adanya saja. Biasanya reklame jenis ini memuat gambar, nama, dan nomor urut caleg.

Logo, jargon, foto ketua umum parpol sang caleg, tokoh parpol caleg yang populer, ataupun tokoh nasional yang ideologinya dianggap sama dengan parpol tak lupa dicantumkan. Warna latar belakang baliho ataupun spanduk disesuaikan dengan kelir logo partai mengingat identifikasi warna iklan diharapkan mampu menggiring suara masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com