Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tabung Gas, Dishub DKI Dinilai "Ngeyel"

Kompas.com - 11/03/2014, 13:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar teknologi kendaraan bermotor Hartono Gani menilai, Dinas Perhubungan DKI Jakarta ngeyel soal kualitas tabung bahan bakar gas (BBG) pada bus transjakarta.

"Saya sudah peringatkan berkali-kali, kaji ulang coba itu tabung gas bus, tapi pada ngeyel," ujarnya saat dihubungi, Senin (10/3/2014).

Pengkajian ulang penggunaan tabung BBG tipe 4, lanjut Gani, sangat beralasan. Tabung berbahan luar metal dan plastik pada bagian dalamnya tersebut hanya menang di harga, tetapi tidak pada kualitas barangnya.

Di China, muncul kasus meledaknya tabung tipe tersebut sehingga hal itu membahayakan keselamatan penumpangnya. Oleh sebab itu, pemerintah setempat tidak merekomendasikan penggunaan tabung. Kejadian yang sama juga terjadi di Jepang dan beberapa negara Eropa Barat.

Gani melanjutkan, risiko menggunakan tabung BBG ini sudah ada sejak tahap pengisian. Pada saat nozzle (mulut pipa) BBG dimasukkan ke dalam tabung, gesekan antara BBG dan leher tabung BBG mengakibatkan tabung cepat panas.

"Coba bayangkan bahan plastik itu diisi dan panas berulang kali setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun, pasti kan meleleh juga. Material tabung sangat berpotensi rusak," ujarnya.

Gani lebih merekomendasikan penggunaan tabung BBG tipe 3. Tabung dengan tipe tersebut, meski lebih mahal, kualitasnya telah terjamin. Tabung jenis itu menggunakan komposit fiber di bagian luar, tetapi metal di bagian dalamnya sehingga gas tetap terjaga dengan baik.

Sebelumnya diberitakan, sekitar 500 bus transjakarta yang beroperasi di Ibu Kota menggunakan tabung BBG tipe 4. Pihak UPT Transjakarta mengaku tak tahu-menahu soal informasi bahwa tipe itu tidak direkomendasikan untuk transportasi massal.

Dishub DKI Jakarta tetap menggunakan tabung tipe tersebut karena harganya yang murah dan telah bersertifikat ISO dari Kementerian Riset dan Teknologi.

Klarifikasi:

Kementerian Riset dan Teknologi melalui pernyataannya tertulisnya, menyatakan, Badan Pengkajian dan Penerapan (BPPT) sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah koordinasi Kementerian Ristek dan Teknologi merekomendasikan teknologi tabung BBG Tipe 4 untuk transportasi publik di Jakarta, dengan spesifikasi yang sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian.

Sertifikasi ISO untuk Tabung BBG Tipe 4 tidak diterbitkan oleh Kementerian Ristek ataupun BBPT, tetapi oleh lembaga internasional yang terakreditasi. Dan, Tabung BBG Tipe 4 untuk transportasi publik baru dapat digunakan setelah mendapat rekomendasi dari Kemeterian Tenaga Kerja dan Kementerian Perhubungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com