Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Kesal Calo Bikin Terminal Sepi Penumpang

Kompas.com - 10/04/2014, 15:06 WIB
Agita Tarigan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ternyata bukan hanya penumpang yang dibuat tak nyaman oleh keberadaan calo di terminal. Sejumlah sopir angkutan antarkota dan angkutan antarprovinsi (AKAP) di Terminal Pulogadung juga dibuat tidak betah karena penumpang menjadi berkurang.

Oji, salah seorang sopir AKAP mengatakan, citra Terminal Pulogadung jadi buruk gara-gara banyaknya calo. Dampaknya, penumpang jadi enggan menggunakan bus untuk ke luar kota.

“Ada calo sih, jadinya citra Terminal Pulogadung udah jelek sekarang,” kata Oji (42), sopir jurusan Jakarta–Kuningan itu, kepada Kompas.com, Kamis (10/4/2014).

Oji mengaku kerap melihat beberapa sikap calo yang tak baik kepada para penumpang. Para calo kerap mendekati penumpang secara terus-menerus, hingga penumpang terlihat risih. Ada juga yang tiba-tiba menarik penumpang untuk masuk ke dalam bus, padahal bus tersebut bukan tempat tujuannya.

Bila penumpang membawa banyak barang bawaan, ada calo yang kemudian mendekati dan mengangkat barang penumpang tersebut hingga masuk bus. Akibatnya, penumpang harus mengambil barang tersebut dari dalam bus dengan menggerutu. Kejadian ini biasanya dialami oleh penumpang perempuan.

Lain halnya dengan Darmanto (44), sopir bus jurusan Jakarta-Tegal. Ia mengatakan, calo sering merugikan para sopir dan kondektur yang mengoperasikan bus. Mereka kerap mematok harga tinggi dan mengambil keuntungan yang besar dari penjualan tiket bus. Hal ini membuat penumpang tak minat menggunakan bus yang ia jalani dan akirnya berpindah ke bus lain.

Sopir dan kondektur jadi merugi karena harus beroperasi dengan jumlah penumpang sedikit. Selain itu, uang yang harus mereka berikan kepada pengusaha perusahaan otobus (PO) jadi berkurang. Ia mengaku sering merasa cemas bila masih ada calo.

Akibat sikap calo yang mengganggu, jumlah penumpang bus di Terminal Pulogadung semakin berkurang. Dia berharap, peredaran calo dapat dihilangkan.

Darmanto mengatakan, lebih baik Dishub segera memindahkan operasional terminal Pulogadung ke Terminal Pulogebang untuk mengembalikan nama baik. Fasilitas baru dan bersih yang ada di Terminal Pulogebang akan menarik kembali minat pengguna bus Terminal Pulogadung yang berpaling karena calo. Selain itu, suasana modern terminal tersebut akan membuat para penumpang nyaman.

Menanggapai hal ini, Kepala Terminal Pulogadung untuk angkutan antarkota Muhammad Arafat, mengatakan, belum mendapat mandat untuk memindahkan operasional terminal hingga saat ini. Sejauh ini, kata dia, baru data-data mengenai jumlah angkutan dan trayek angkutan telah disiapkan untuk dilaporkan pada Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Namun, menurut Arafat, rencana pemindahan operasional AKAP Terminal Pulogadung menuju Terminal Pulogebang telah disosialisasikan kepada para pengusaha PO. Hingga kini, pemindahan operasional terminal direncanakan akan dilaksanakan pada tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com