Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perginya Sang Tulang Punggung Keluarga ...

Kompas.com - 19/04/2014, 22:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salami (47) sesekali menyeka air mata sambil tersedu-sedu menerima panggilan telpeon. Raut kesedihan tak dapat disembunyikan ketika ia menyampaikan kabar duka kematian Rosalina (27), pada para kerabat. Anaknya itu meninggal dunia dalam musibah kebakaran yang terjadi di warung remang-remang, yang berlokasi di Jalan Kramat Duri, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2014) subuh.

Rosalina atau yang akrab disapa Dede alias Ade ini tewas mengenaskan bersama dua karyawati lain di dalam bak kamar mandi ketika api menghanguskan satu dari enam kios tempatnya bekerja.

Jumat (18/4/2014) malam sebelum kejadian, Salami gundah dengan suasana hatinya. Sebab, beberapa pesan singkat menanyakan kabar Ade, tak kunjung mendapat balasan. Ia lantas mencoba mengontak langsung putrinya itu. Panggilan telpon beberapa kali sempat tak terjawab.

Lalu Ade akhirnya mengangkat telpon dari ibunya. "Pas di angkat, saya tanya, tadi kemana sayang?," ucap Salami memulai cerita, ketika ditemui di halaman ruang jenazah RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu malam.

Ade menjelaskan bahwa ia belum sempat membalas pesan karena baterai handphonenya habis. Berbicara dengan sang ibu, Ade berpesan agar menjaga kondisi dan jangan sakit. Ade beberapa hari lalu sempat mengunjungi ibunya yang jatuh sakit. Ia pun berjanji, untuk pulang rumah pada Minggu (20/4/2014).

"Ya sudah sayang, hati-hati, jaga diri," pesan Salami, diakhir pembicaraan dengan putrinya tersebut.

Ia tak menyangka panggilan sayang yang biasa dia berikan pada putrinya itu merupakan yang terakhir. Sabtu menjelang siang, pengelola yang mempekerjakan Ade, menghubungi Salami. Pengelola memintanya untuk mendatangi lokasi.

"Katanya ada musibah kebakaran, saya diminta ke sana. Terus saya tanya, gimana sama anak saya. 'Ibu datang dulu ke sini'," cerita Salami.

Ia mengaku sudah berfirasat tak enak dengan kabar tersebut. Hendak mendatangi lokasi, tiba-tiba salah satu teman Ade, yang pernah bekerja satu lokasi, menemui Salami. Teman Ade mengabarkan putri Salami tak selamat dalam kejadian tersebut. Jenazah Ade sudah berada di RS Polri, Jakarta Timur.

Salami pun langsung menangis. Sebab Ade merupakan anak satu-satunya yang dimiliki. Anak keduanya, telah meninggal sejak masih kecil. Hanya Ade yang menjadi tulang punggu keluarga.

"Dia anak yang bertanggung jawab banget sama keluarga. Pokoknya dia enggak pernah pentingkan dia sendiri. Yang dia pikirkan bagaimana keluarganya," kata Salami.

Tak jarang, Ade kerap membagikan penghasilannya untuk orangtua. Ade terkadang menggirimkan uang Rp 900.000 bagi Salami. "Enggak tentu, kadang dia punya rejeki aja, dia pulang rumah ngasih saya uang," ujar warga Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat ini.

Tak hanya meninggalkan orangtua, Ade juga meninggalkan IA (10), anak semata wayangnya dari suami yang telah berpisah. IA dititipkan Ade kepada orangtuanya tersebut di Depok.

Kini, keluarga berniat membawa jenazah Ade pulang ke rumah duka. Rencananya, Ade akan dimakamkan pada keesokan harinya. Selain Ade, pihak kepolisian mengungkapkan, dua korban tewas lainnya dalam kebakaran tersebut yakni Yeni (21) dan Kika (25).

Dua korban luka dalam peristiwa kebakaran tersebut, yakni Darti (30) dan Anggi (20), berhasil lolos dari maut.

Kebakaran yang terjadi Sabtu pukul 05.00 itu menghanguskan enam buah kios warung remang. Informasi sementara, hubungan arus pendek diduga menjadi penyebabnya. Namun, masyarakat dan pengelola kios di sana, sebagian tak percaya bahwa hal itu yang menjadi penyebabnya.

Mereka mengkaitkan dengan peristiwa keributan enam jam sebelumnya yang didalangi oknum yang diduga dari ormas Forum Betawi Rempung (FBR). Pihak kepolisian belum menyimpulkan hasil penyelidikan mereka terkait korelasi dua kasus tersebut. Polisi masih menguji sampel dan menganalisa barang bukti yang ditemukan di lokasi kebakaran, untuk mengetahui penyebab awal.

Meski demikian, dua pelaku yang diduga mendalangi keributan, sudah diamankan petugas. Keduanya tengah periksa di Mapolsek Cipayung, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com