JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah warna krem di Jalan Menteng Terusan RT 002 RW 008 Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, itu berpagar tinggi hampir dua meter, lengkap dengan gerbang dan besi lancip melengkung di ujung atas. Bentuknya seperti pancing terbalik. Namun, fasilitas itu tidak benar-benar membuat aman penghuninya.

Minggu (20/4) pukul 13.00, Frans Tan Jaya (56) tidak menduga bakal kedatangan ”tamu”. Seorang pria berjas datang dengan mobil Toyota Innova masuk ke rumah. Dia membuka pintu gerbang yang tidak terkunci, lalu memarkir mobil di halaman rumah.

Tanpa basa-basi, pria itu menodongkan senjata dan mengancam korban. Pelaku membekap dan memborgol tangan Frans, lalu mengobrak-abrik isi rumah dan mengambil sejumlah barang.

Jalan Menteng Terusan, ruas alternatif penghubung Jalan Yos Sudarso dan Jalan Cakung-Cilincing siang itu ramai kendaraan. Orang lalu lalang. Pedagang makanan, pekerja bengkel las, dan warga beraktivitas seperti biasa. Namun, di dalam rumah Frans tak berdaya diintimidasi pria tersebut.

Pelaku membawa kabur dua televisi merek Samsung berukuran 40 inci dan 32 inci, tiga telepon seluler, perhiasan gelang kaki dan cincin seberat 5 gram, serta brankas berisi uang sekitar Rp 5 juta. Pria itu meninggalkan Frans begitu saja.

Sejumlah saksi menyebutkan, selain satu orang yang masuk rumah, ada dua pria lain yang menunggu di dalam mobil. Menurut Juhana (35), tetangga korban, pelaku beraksi tak lebih dari 30 menit.

”Warga tidak menduga orang-orang itu perampok. Mereka mengira ada tamu sedang berkunjung ke rumah Frans. Mereka tidak lama di dalam rumah,” kata Juhana.

Kedua kali

Dengan tangan terborgol, Frans keluar rumah dan meminta tolong. Dia menceritakan perampokan yang baru saja menimpanya. Menurut Juhana, para tetangga lalu melaporkan kejadian itu ke polisi.

Ipin (30), pekerja di bengkel las di depan rumah korban, menambahkan, pelaku mengikat tangan Frans dengan borgol karatan. ”Polisi berupaya mencopotnya dengan kunci borgol, tetapi tidak berhasil, lalu memotongnya dengan gerinda listrik,” ujarnya.

Rusnoto (69), warga Jalan Menteng Terusan di RW 008 Lagoa, menambahkan, Frans telah dua kali dirampok dalam tiga tahun terakhir. Sebelumnya, sejumlah orang masuk ke rumah Frans dan membawa kabur tas berisi perhiasan.

”Pada kejadian sebelumnya, pelaku lebih dari lima orang datang dengan beberapa sepeda motor. Mereka berbagi tugas. Ada yang pura-pura memperbaiki sepeda motor dan menelepon, padahal sedang mengawasi situasi dan memastikan pelaku lain aman beraksi di dalam rumah,” kata Rusnoto.

Ketika itu, pelaku melukai Maicih (50), pembantu Frans yang kebetulan sendiri. Maicih diancam dengan senjata tajam dan dipaksa menunjukkan harta milik majikannya.

Menurut Rusnoto, situasi jalan yang ramai membuat kesadaran tetangga terpecah. Dengan pakaian jas, dandanan rapi, dan datang dengan mobil, sejumlah tetangga menduga para pelaku itu adalah tamu Frans.

”Di jalan yang ramai seperti ini, warga tidak fokus memperhatikan situasi sekitar. Kendaraan dan orang lalu lalang. Sementara penampilan perampok tidak membuat warga curiga,” kata Rusnoto.

Polisi masih menyelidiki peristiwa itu. Sejumlah saksi, termasuk pekerja bengkel las dan pedagang nasi goreng, telah diperiksa penyidik Polsek Koja dan Polres Metro Jakarta Utara. Namun, petunjuk mengenai pelaku dinilai masih kurang.

Dalam sejumlah kasus perampokan di Jakarta Utara, pelaku memanfaatkan celah kelengahan untuk masuk ke lokasi sasaran. Pada kasus di Jalan Jembatan Tiga Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Februari 2014, pelaku berpura-pura melamar pekerjaan di usaha milik korban. Cara serupa ditempuh pelaku di Jalan Pademangan 6 Pademangan, Mei 2013. (Mukhamad Kurniawan)