Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi ke Sekolah Renggo, Kepsek Menangis

Kompas.com - 06/05/2014, 18:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengunjungi SDN 09 Makasar, Jakarta Timur, pada Selasa (6/5/2014) siang. Di sekolah itu, Renggo Khadafi (11), pelajar kelas IV, tewas akibat dianiaya Sy (13), kakak kelasnya sendiri.

Di tengah kunjungan itu, Kepala SDN 09 Makassar Sri Hartini menangis. Semula, Jokowi datang ke sekolah itu seusai berkunjung ke rumah duka. Di sekolah, Jokowi tak menemui kepala sekolah dan guru. Jokowi berbincang-bincang dengan anak-anak kelas V dan VI di salah satu ruang kelas lantai dasar.

Rupanya, para guru dan kepala sekolah tengah berbaris rapi di depan ruangan kepala sekolah lantai dua demi menyambut Gubernur. Sang kepsek pun berdiri di depan ruangannya. Entah karena apa, tiba-tiba Sri menangis sehingga beberapa orang guru membopongnya ke sofa di dalam ruang kepala sekolah itu.

Wartawan sempat mengambil gambar Sri yang tengah menangis di dekapan guru lain. Kemudian, para guru membawa ke ruangan lain agar tidak diliput media. "Beliau enggak kuat, perasaannya pasti tertekan. Mohon pengertian ya," ujar salah seorang guru.

Setelah berbincang dengan anak sekolah, Jokowi pun masuk ke mobilnya untuk membagi-bagikan buku kepada anak-anak. Di sela-sela itu, Sri memberanikan diri menghampiri Gubernur. Keduanya sempat terlibat pembicaraan serius hingga Jokowi bertolak dari SDN tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Renggo meninggal dianiaya oleh Sy saat istirahat sekolah. Pelaku kesal karena korban sempat menyenggolnya ketika membawa makanan ringan seharga Rp 1.000.

Pelaku menghajar sekujur tubuh Renggo. Mulut Renggo disumpal gagang sapu hingga mengeluarkan darah. Naas, Renggo meregang nyawa di RS Polri Raden Said Sukanto, Minggu (4/5/2014).

Imbasnya, Sy diperiksa polisi. Selain itu, Sri dicopot dari jabatannya sebagai kepala sekolah lantaran tak mampu mencegah aksi kekerasan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com