Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bajaj Keluhkan Pungli di SPBG

Kompas.com - 14/05/2014, 09:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Minimnya ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di DKI Jakarta berdampak pada Iayanan kepada para konsumen, terutama para awak angkutan umum, seperti sopir bajaj.

Para sopir bajaj pun mengeluh sulitnya mendapati SPBG di wilayah Jakarta. Kalau pun sudah mendapatkan SPBU, para sopir dihadapi persoalan lain, yakni mereka harus mengantre berjam-jam untuk bisa mengisi bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraannya.

Seperti yang diungkap Udin (34), sopir bajaj yang ditemui Warta Kota di areal SPBG Pulogadung di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur. "Begini, kalau nggak banyak SPBG. Mau isi ulang, selalu antre panjang," ungkap Udin, belum lama ini.

Udin mengaku sering mengisi ulag BBG bajaj yang dibawanya di SPBG Pulogadung. "Tapi, ya itu. Selalu antre. Nggak pagi, siang, sore, atau malam," ujar Udin yang mengaku selalu khawatir ketika tengah berada di lokasi yang tidak SPBG di sekitarnya. 

"Ya khawatirnya, bahan bakar habis, tapi di lokasi saya berada, nggak ada SPBG," kata Udin.

Sopir bajaj lainnya, Yanto (42), mengatakan, antrean di SPBG, tidak hanya terjadi di SPBG Pulogadung, Jakarta Timur. "Kondisi itu terjadi di semua SPBG di Jakarta," ungkap Yanto yang ditemui Warta Kota di Jalan Raya Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Yanto mengaku, kondisi panjangnya antrean di SPBG, ditambah banyaknya sopir bajaj yang berebut untuk dilayani lebih dulu, akhirnya dimanfaatkan sejumlah oknum SPBG untuk melakukan pungutan liar (pungli) kepada para sopir Bajaj.

"Setiap hari pasti ada pungli. Apalagi kalau antrean panjang bus Transjakarta. Biasanya, antrean lumayan panjang terjadi pukul 13.00 hingga 14.00 atau sekitar pukul 23.00," ungkap Yanto.

Jadi, lanjut Yanto, munculnya pungli, itu juga karena ada kebutuhan para sopir Bajaj yang tidak ingin berlama-lama antre. "Apalagi kalau kelihatan antrean bus transjakarta sudah lumayan panjang. Sopir-sopir Bajaj itu jadi nyoclok. Soalnya, kalau harus nunggu bus transjakarta isi BBG, sudah pasti lama banget," kata Yanto.

Uang sogokan

Jika kondisinya seperti itu, ungkap sopir bajaj lainnya, Supriyadi (40), mau tidak mau, harus memberi sogokan atau selipan. "Soalnya, kalo nggak gitu, nggak bakalan dikasih ngisi lebih cepat," ujar Supriyadi yang diamini Yanto.

Mengenai besaran uang sogokan ke oknum SPBG, Yanto menyebut angka, antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 untuk satu kali pengisian. "Cara. ngasihnya, terang-terangan. Saat bayar ngisi SPBG. Jadi, saat bayar SPBG, ongkosnya kita lebihin. Kalau, ongkosnya, abis Rp 15.500, kita ngasihke oknum SPBG itu Rp 17.000," ungkap Yanto.

Menurut sopir Bajaj, lainnya, banyak yang melakukan itu. "Itung-itung, bagi-bagi rezeki. Habis mau gimana lagi," kata seorang sopir bajaj.

Dikonfirmasi terpisah, Dinas Energi dan Perindustrian DKI Jakarta, menyatakan belum mengetahui adanya pungutan liar (pungli) yang dilakukan pengelola stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di DKI Jakarta.

Akan dicek

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com