Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras dan JakMania Kecam Aksi Brutal Polisi di Tol Cipularang

Kompas.com - 14/05/2014, 19:23 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) dan JakMania mengecam sikap brutal polisi di kilometer 66 Tol Cipularang terhadap suporter Persija pada 8 Mei 2014. Mereka menyayangkan penggunaan kekuatan secara berlebihan oleh Polda Jawa Barat.

"Kami mendukung upaya polisi mengamankan suporter. Namun, kami mengecam penggunaan senjata api, gas air mata dan tindakan kekerasan yang dilakukan tanpa ada perlawanan dari suporter Persija," kata staf Divisi Advokasi dan Pemenuhan Hak Sipil dan Politik KontraS Alex Argo Hernowo di Gedung Kontras, Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Kontras dan suporter JakMania juga menyayangkan aksi pengamanan yang berlebihan tersebut yang melibatkan polisi dari Polda Jawa Barat, Polres Karawang, Polres Purwakarta, dan Polres Bekasi.

"Bus juga dilempar dan dirusak. Puluhan suporter alami kekerasan fisik hingga terluka. Bahkan ada yang tertembak atas nama Rain Hermawan di bagkan tangan kanan," sambung dia.

Menurut Alex, kekerasan yang dilakukan polisi tersebut seolah memandang suporter Persija bukan sebagai warga negara yang harus dilindungi. "Sebelum melepaskan tembakan, polisi harus memberikan tembakan peringatan ke udara atau tanah dengan hati-hati, bertujuan untuk memberi peringatan. Namun, hal tersebut tidak dilakukan. Mereka langsung menembak ke arah suporter JakManja," ujarnya.

Pendapat senada disampaikan Ketua Umum JakMania Lariko Rangga Mone. "Bahkan ketika kami sedang bernegosiasi dengan polisi, bus yang berada paling belakang tiba-tiba diserang menggunakan gas air mata," kata Riko.

Ditambahkan dia, saat kejadian, suporter Persija tidak ada yang melawan. Dari 25 bus yang membawa rombongan ke Bandung, 14 di antaranya dirusak oleh polisi pada saat aksi penghadangan terhadal JakMania di kilometer 66 tol Cipularang.

"Bahkan kami diserang lagi ketika membeli minuman di rest area di kilometer 42 tol Cikampek. Mereka tuduh kami menjarah karena tidak memiliki bukti struk pembelian," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada 8 Mei 2014 sekitar seribu suporter JakMania dihadang di kilometer 66 tol Cipularang oleh pihak kepolisian. JakMania yang akan mendukung tim kesayangan Persija bermain melawan Persib Bandung di Stadion Jalak Harupat Bandung terpaksa batal karena peristiwa tersebut.

Polisi melarang JakMania masuk ke Bandung karena khawatir akan terjadi konflik antara JakMania dengan suporter Persib yang menamakan diri Bobotoh. Akibat aksi penghadangan itu yang berbuntut pada tindakan kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com