"Setahu kami, tidak ada salon prostitusi di sini. Tiap hari penjagaan ketat kok. Jadi, mana berani pengelola salon berbuat begitu?" ucap Eduwarsih kepada Kompas.com, Senin (19/5/2014).
Menurut Eduwarsih, para pedagang di Pasar Rumput yang berjumlah 900 orang terbagi ke dalam 1.782 tempat usaha, meliputi kios, los, dan counter. Sementara itu, jumlah salon yang berada di lantai 1 sebanyak 30 sampai 40 tempat usaha.
"Kalaupun saat kita sidak ternyata tertangkap basah, salon-salon langsung kita segel. Nanti saya akan meeting dengan para pemilik salon sekitar pukul 03.00 sore, mau bicarakan soal ini dan peringatkan mereka juga," tukasnya sambil berkeliling area pasar dan menemui beberapa pemilik salon.
Menurut pantauan Kompas.com, salon-salon berada di lantai satu gedung berlantai dua tersebut. Telihat ada kurang dari 10 salon yang buka dan sekitar 20 salon tutup. Sementara itu, lantai dua pasar tidak berfungsi lagi karena habis terbakar sejak sebulan yang lalu.
Menurut keterangan beberapa pedagang, salon esek-esek itu memang ada.
"Di sini mah, salon esek-esek yang nggak ada guntingnya banyak. Apalagi di bagian belakang, wah laki-laki hidung belang yang pakai seragam dinas rapi-rapi mampir ke sini pas pulang kerja. Banyak juga yang tanya saya, 'Mas, harga cewek di sini berapaan?' Gitu deh kurang lebih," ucap Icun, yang menjajakan usaha percetakan dan reklame di lantai 1.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.