Hal ini disampaikan Ngatiyem, warga yang sudah 30 tahun tinggal di sekitar lokasi. "Itu mah sudah lama banget, kecelakaan di sini banyak. Palang ada kali tuh enam tahun rusak," ujar Ngatiyem, Selasa (3/6/2014).
Ngatiyem mengatakan, kecelakaan kerap terjadi karena pengendara belum mengetahui cara melewati pelintasan yang berada di lingkungan warga tersebut. Ia mengatakan, sekitar dua bulan lalu, ada pejalan kaki yang tewas tertabrak KRL dari arah Tanah Abang.
Ngatiyem juga mengatakan, tak lama sebelumnya, ada sebuah bajaj yang dihantam KRL. Menurut dia, palang pelintasan kereta itu pernah diperbaiki, tetapi selalu rusak lagi.
Hal senada diucapkan Arifin (30). Ia menuturkan, pembangunan rel ganda pada 2008 sudah tak berfungsi. Padahal, palang pelintasan sempat diperbaiki oleh petugas terkait. Jika hujan lebat, lanjut Arifin, maka alat penerima sinyal biasanya terendam air dan rusak.
"Posisi alat yang ada di cekungan di antara kedua rel memang sering terendam air. Saluran air di sekitar lokasi berukuran kecil dan sering mampet karena tidak mampu menampung volume air yang lebih besar," kata Arifin, yang tinggal 150 meter dari lokasi.
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan lalu lintas terjadi antara kereta api dan sebuah Toyota Innova di pelintasan KA di Jalan Administrasi Negara II, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2014) sekitar pukul 05.30 WIB. Kecelakaan menyebabkan korban Japen Purba (56) meninggal dunia di tempat, sedangkan penumpang lain, Tetty Saragih (51), mengalami luka serius di bagian kepala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.