"Dulu sebelum ada stasiun pompa, banjir enggak terlalu sering. Kalau sekarang, hujan sedikit saja bisa langsung banjir," ujar Diah, warga yang sudah 10 tahun tinggal di lokasi tersebut, Kamis (10/7/2014).
Diah mengatakan, stasiun pompa yang dibangun sejak setahun lalu tersebut malah mengacaukan sistem pembuangan air. Sebelumnya, air di Kali Angke, yang melewati wilayah permukiman warga, bisa langsung mengalir ke Kali Cengkareng Drain. Namun, saat ini petugas stasiun pompa justru menahan air di Kali Angke. Akibatnya, rumah-rumah warga terendam air dari Kali Angke yang meluap.
"Setiap ditanya, petugas selalu beralasan kalau mesin pemompanya sedang rusak karena tertutup sampah," kata Diah.
Sri, seorang warga lainnya, juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, pemanfaatan stasiun pompa milik Suku Dinas Pekerjaan Umum (Sudin PU) Air Jakarta Barat tersebut selama ini tidak maksimal.
Meskipun demikian, warga di lokasi tersebut mengakui pembangunan stasiun pompa merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir. Saat ini, warga mengharapkan agar pemerintah dapat memberikan solusi lain. Misalnya, warga berharap agar pemerintah segera melakukan normalisasi aliran air di Kali angke yang melewati permukiman.
Dari pantauan Kompas.com, aliran Kali Angke di lokasi tersebut mengalami pendangkalan akibat kali yang dipenuhi lumpur dan sampah milik warga. Deretan permukiman warga di sepanjang pinggir kali juga mempersempit aliran air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.