Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Rutan Pondok Bambu, Es Teh Manis Saja Rp 10.000"

Kompas.com - 29/07/2014, 12:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingginya biaya hidup di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, dikeluhkan oleh seorang keluarga pengunjung.

Saat ditemui di Rutan Pondok Bambu ketika menunggu antrean untuk masuk ke dalam rutan, Selasa (29/7/2014), seorang ibu bercerita sekelumit kehidupan anaknya di dalam rutan.

"Biaya hidup di rutan mahal. Kalau makan di kantin, enggak boleh ngutang. Harga es teh manis saja Rp 10.000. Makan paling murah Rp 30.000," kata perempuan berhijab merah muda itu.

Perempuan itu menuturkan, sudah tujuh bulan ini anaknya mendekam di Rutan Pondok Bambu karena kasus narkoba. Dan, karena kasus itu, sang anak dihukum selama 4 tahun penjara.

Mirisnya, bukan hanya sang anak yang mendekam di rutan. Namun, menantunya yang tidak lain ialah suami sang anak juga ditahan di Rutan Salemba.

"HP anak saya dipinjam untuk pesan narkoba sama temannya, jadi keseret juga, suami istri. Makanya, sekarang ini teliti benar kalau orang pinjam HP, tanya buat apa. Berteman juga harus hati-hati," tuturnya.

Menyambung kehidupan di dalam rutan, perempuan itu mengatakan, apabila waktu kunjungan biasa, pengunjung bisa masuk hingga ke kamar warga binaan.

Ia pun mengaku pernah masuk ke sebuah blok, ke kamar anak perempuannya ditahan. Menurut dia, kamar itu berukuran kecil dan dihuni oleh sekitar 20 warga binaan.

"Kecil kamarnya, kayak kos-kosan gitu. Alas tidurnya tipis. Kadang ada yang tiduran sambil duduk," ucapnya.

Lantaran keluarganya bukan dari golongan keluarga mampu, ia mengaku tidak bisa mengirimkan uang bagi sang anak. Berbeda dengan warga binaan lain yang kerap mendapat kiriman uang dari keluarganya.

"Ya, untungnya anak saya bisa bertahan di sana. Saya jarang beri uang. Dia di sana nyuci baju tahanan lain. Dan mengajar ngaji juga, diberi upah seikhlasnya, jadi bisa buat biaya di dalam," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemuda di Jakbar Dibegal Saat Hendak Tes Masuk Polisi, Tangan dan Kaki Dibacok Lalu Motor Digasak

Pemuda di Jakbar Dibegal Saat Hendak Tes Masuk Polisi, Tangan dan Kaki Dibacok Lalu Motor Digasak

Megapolitan
Dipergoki Korban, Maling Motor di Bekasi Tewas Dikeroyok Massa

Dipergoki Korban, Maling Motor di Bekasi Tewas Dikeroyok Massa

Megapolitan
Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Pasar Merdeka Bogor Akan Direvitalisasi Tahun Ini, Calon Kontraktor Masih Diseleksi

Megapolitan
Atlet Karate Aktif, Casis Bintara di Jakbar Sempat Berduel dengan Begal yang Menyerangnya

Atlet Karate Aktif, Casis Bintara di Jakbar Sempat Berduel dengan Begal yang Menyerangnya

Megapolitan
Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Mayat Pria Berwajah Lebam Ditemukan di Kali Sodong Pulogadung, Polisi Tunggu Hasil Otopsi

Megapolitan
Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Lagi, Penumpang Jatuh ke Celah Peron Stasiun Sudirman Saat Hendak Naik KRL

Megapolitan
Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Tak Naik Selama 17 Tahun, Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov Kaji Usulan Kenaikan Tarif Transjakarta

Megapolitan
Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Jukir di Cakung: Pengangguran dan Angka Kriminalitas Bisa Tinggi jika Jukir Liar di Minimarket Dilarang

Megapolitan
Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Hendak Berangkat Psikotest, Calon Siswa Bintara Polisi Dibegal di Kebon Jeruk

Megapolitan
Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Tak Ada Sistem Setoran, Jukir Minimarket di Cakung Bisa Kantongi Rp 100.000 per Hari

Megapolitan
Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Cerita Indra, Terpaksa Jadi Jukir Liar di Minimarket karena Kesulitan Mencari Pekerjaan Lain

Megapolitan
Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Batal Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Sudirman Said: Masih Ada Jalur Parpol

Megapolitan
Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Sudirman Said Buka Suara soal Batal Maju sebagai Cagub DKI Jalur Independen

Megapolitan
Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Delapan Juru Parkir di Jakbar Dibawa ke Kantor Dishub, Diminta Bikin Surat Tak Jadi Jukir Lagi

Megapolitan
Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Jukir di Minimarket Dilarang, Bagus Bakal Beralih Jadi Ojol “Full Time”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com