Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Harus Belajar Tertib Lalu Lintas dari Singapura

Kompas.com - 22/08/2014, 14:58 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Mendengar nama Singapura, kota berpenduduk 5 juta jiwa dengan luas sekitar 720 km persegi, yang terbayang adalah suasana ibu kota layaknya Jakarta. Luas wilayah Singapura dan Jakarta pun hampir sama. Namun, kondisi kedua kota besar ini sungguh berbeda.

Di Singapura, trotoarnya bebas dari para pedagang makanan kaki lima sehingga para pejalan kaki melenggang nyaman. Para penyeberang berjalan tertib di trotoar yang disediakan, menyeberang melalui zebra cross yang tersedia. Meski lampu lalu lintas bertanda merah cukup lama, mereka sabar menunggu lampu hijau menyala.

Para pengendara mobil pun langsung berhenti dan mempersilakan para penyeberang jika lampu pengatur lalu lintas berwarna merah. Selain itu, angkutan perkotaan seperti bus transjakarta juga berjalan tertib di lajur yang telah disediakan dan berhenti di setiap pemberhentian yang sudah ditentukan.

Saat tim Redaksi Sonora ke Singapura, Kamis (21/8/2014), sepanjang kunjungan ke berbagai lokasi, seperti Orchard Road, Jalan Serangon di Kawasan Pusat Belanja Mustopa, dan berbagai pusat kota, tidak terlihat adanya polisi berjaga-jaga di setiap sudut kawasan ataupun traffic light seperti halnya di Jakarta.

Hari Rusli (55), seorang pemandu wisata, menuturkan, polisi memang tidak ada di jalan-jalan. Namun, setiap gerak-gerik warga dan pengendara di jalan raya dan setiap lokasi diawasi oleh kamera.

"Terdapat ratusan kamera CCTV yang terpasang di setiap sudut kota, yang memungkinkan setiap pelanggaran baik lalu lintas atau pelanggaran peraturan Pemerintah Singapura akan terpantau," kata pria keturunan Bone, Sulawesi Selatan, itu.

Untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman ledakan jumlah kendaraan yang berbuntut kemacetan arus lalu lintas, Pemerintah Singapura memberlakukan aturan yang ketat bagi calon pemilik kendaraan.

Bagi seseorang yang ingin memiliki mobil, dia harus mendapatkan surat izin memiliki kendaraan dengan harga yang sangat mahal, belum termasuk membeli mobil tersebut.

Rusli menambahkan, kondisi Singapura saat ini yang begitu tertib, teratur, dan aman tidak lepas dari nilai-nilai yang diletakkan oleh Bapak Pendiri Singapura Lee Kuan Yew.

"Leadership, komitmen, aturan tegas, sumber daya manusia, dan paham akan situasi masa depan Singapura membuat negara ini menjadi kota metropolitan dunia. Padahal, Singapura tidak memiliki sumber daya alam yang cukup," ujar Rusli. (Jumar Sudiyana/Sonora)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com